Upaya pencarian terhadap Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak saat terbang dari Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang ke Bandara Sentani Jayapura, Papua dihentikan sementara menyusul hujan deras untuk dilanjutkan kembali pada Sabtu (29/6) pagi.
Berbicara kepada VOA Kapendam XVII Cendrawasih Kolonel Inf M Aidi mengatakan upaya pencarian terhadap Helikopter itu dilakukan melalui udara dan darat. Kodam XVII Cendrawasih mengerahkan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) untuk melakukan penyisiran melalui darat, termasuk pengerahan petugas-petugas kewilayahan dari Koramil dan Babinsa untuk mendapatkan informasi dari warga masyarakat bila ada yang melihat helikopter tersebut terbang secara tidak wajar.
“Sampai saat ini satu-satunya yang menjadi pedoman kita adalah jarak tempuh setelah take off dari Bandara Oksibil, lima sampai tujuh menit dinyatakan lost contact” jelas Kolonel Inf M Aidi melalui sambungan telepon saat dihubungi dari Palu, Jumat (28/6).
”Kita laksanakan pencarian mulai dari tadi siang sampai malam tadi. Sistem pencarian yang kita lakukan yaitu pemantauan lewat udara kemudian penyisiran lewat darat secara manual menggunakan tenaga personel kita, namun karena sekarang kondisi cuaca hujan deras di Oksibil sehingga kita akan lanjutkan esok pagi”
Helikopter dengan nomor registrasi HA-5138 milik TNI AD itu hilang kontak setelah terbang 7-8 menit dari Bandara Oksibil pada ketinggian 7.800 kaki. Berdasarkan keterangan Kolonel M Aidi, Helikopter itu sedang dalam misi pengiriman logistik ke pos-pos perbatasan RI-PNG di Pegunungan Bintang.
Ia mengatakan Helikopter itu terbang dalam kondisi cuaca baik, meskipun dalam kondisi mendung dengan jarak pandang antara 6-8 kilometer, namun dari pemantauan BMKG ada beberapa titik di rute penerbangan Oksibil ke Sentani yang berpotensi cuaca ekstrem di mana cuaca di wilayah pegunungan perubahannya cukup cepat, namun ia belum dapat memastikan
BACA JUGA: Helikopter MI-17 Bawa 12 Orang Hilang Kontak di Oksibilapakah faktor cuaca itu menjadi penyebab dari hilangnya Helikopter tersebut.
Upaya pencarian terhadap helikopter yang hilang itu akan dilakukan dalam situasi medan yang berat karena lokasi pencarian adalah wilayah pegunungan yang terjal dengan ketinggian rata-rata tiga hingga empat ribu kaki di atas permukaan laut, kondisi cuaca yang selalu berubah-ubah dengan cepat serta umumnya merupakan lokasi yang tidak terjangkau jaringan komunikasi telepon selular.
“Secara umum wilayah tersebut blank spot area (tidak ada sinyal komunikasi) artinya tidak ada sinyal HP, hanya di kota-kota saja misalnya di Oksibil yang ada. Jadi, kalau misalnya ada gangguan komunikasi mudah-mudahan kita masih berharap bahwa pesawat tersebut hanya mendarat darurat tapi tidak bisa berkomunikasi karena memang sangat susah sarana komunikasi di sana,” kata Kolonel Inf M Aidi.
Secara terpisah Humas Kantor SAR Papua Yadi Arianto kepada VOA mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Kodam XVII Cendrawasih untuk pembentukan tim SARGabungan dalam upaya pencarian terhadap pesawat Helikopter yang hilang kontak tersebut di wilayah Oksibil.
“Besok kami akan berkoordinasi lagi dengan pihak Kodam dengan pihak Lanud Silas Papare berkaitan dengan proses pencarian di Oksibil. Besok akan diberangkatkan, kalau jadi sepuluh orang dari sini dibantu dari TNI AD sama Lanud Jayapura dan rencana akan dilakukan koordinasi entah nanti dilakukan searching dari udara maupun dari darat “ kata Yadi Arianto.
Helikopter yang hilang kontak di Papua itu diawaki Kapten CPN Aris (Pilot), Lettu CPN Bambang (Pilot), Lettu CPN Ahwar (Co Pilot), Serka Suriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo dan Pratu Aharul. Selain itu terdapat lima anggota Yonif 725/Woroagi yang ikut menumpang dalam penerbangan itu masing-masing Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin dan Prada Tegar Hadi Sentana. [yl/em]