Hilangnya Jurnalis Saudi Paksa Trump Bahas HAM dengan Saudi

Jamal Khashoggi saat berbicara dalam konferensi pers di Manama, Bahrain, 1 Februari 2015.

Tuduhan bahwa Arab Saudi membunuh wartawan di dalam konsulatnya di Istanbul, Turki, telah memaksa Presiden Donald Trump ke situasi yang tidak pernah diperkirakan, yaitu mengangkat isu hak asasi manusia dengan sekutu dekatnya, Arab Saudi, kantor berita AFP melaporkan.

Arab Saudi menjadi tujuan lawatan resmi pertama Trump saat menjabat presiden. Trump juga sering memuji Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan mendekatkan hubungan dengan kerajaan tersebut dengan tujuan mengisolasi Iran, pesaing kuat Arab Saudi.

Trump bungkam mengenai isu HAM karena AS mendukung serangan udara pimpinan Arab Saudi terhadap pemberontak di Yaman, yang menurut laporan PBB, serangan udara tersebut menewaskan ribuan warga sipil.Pun, dia tak bersuara saat Pangeran Salman menahan puluhan orang tahun lalu saat melancarkan operasi penertiban.

Tetapi Wakil Presiden Mike Pence, Senin (8/10), mengatakan dirinya “amat resah” oleh tuduhan bahwa wartawan terkenal, Jamal Khashoggi, yang tinggal di Amerika dan kontributor pada harian The Washington Post dibunuh setelah masuk ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul.

“Sungguh tragis kalau itu benar,” kata Pence.

Trump sendiri mengatakan “prihatin,” sedangkan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mendesak dilakukan penyelidikan lengkap dengan hasil transparan mengenai nasib Khashoggi yang oleh para pejabat Saudi diklaim sudah meninggalkan Konsulat di Istanbul.

Presiden Trump mengatakan kepada wartawan, Selasa (9/10), bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang nasib Khashoggi. [al]