Kelompok Hizbullah Lebanon mengecam seorang hakim Lebanon karena menuduh anggota kelompok militan itu berada di balik pembunuhan seorang penjaga perdamaian PBB tahun lalu, dengan mengatakan bahwa mereka "sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden itu."
Pernyataan kepala juru bicara Hizbullah, Mohammed Afif, dikeluarkan sehari setelah pengadilan militer Lebanon mendakwa lima orang atas pembunuhan seorang penjaga perdamaian Irlandia di Lebanon selatan, yang merupakan kubu kelompok yang didukung Iran itu. Surat dakwaan tersebut menuduh kelima pria tersangka itu terkait dengan Hizbullah.
Tuduhan tersebut merupakan tindak lanjut penyelidikan setengah tahun atas serangan terhadap konvoi penjaga perdamaian PBB di dekat Kota Al-Aqbiya pada Desember 2022. Penembakan tersebut mengakibatkan tewasnya Prajurit Seán Rooney, 24 tahun, dari Newtown Cunningham, Irlandia, dan melukai Prajurit Shane Kearney, 22 tahun. Penjaga perdamaian yang terluka secara medis dievakuasi ke Irlandia. Dua tentara Irlandia lainnya menderita luka ringan.
“Kami tidak ada hubungannya dengan kejadian itu,” kata Afif. Dia menambahkan bahwa hakim investigasi di pengadilan militer, Fadi Sawwan, sengaja menyinggung Hizbullah.
Panggilan telepon berulang kali oleh The Associated Press ke hakim Sawwan tidak dijawab.
Seorang pejabat pengadilan mengatakan Kamis (1/6) bahwa dakwaan tersebut mencakup bukti dari kesaksian para pengamat, serta rekaman audio dan rekaman video dari kamera pengintai. Dalam beberapa rekaman konfrontasi, orang-orang bersenjata dilaporkan terdengar memberi tahu penjaga perdamaian bahwa mereka berasal dari Hizbullah.
Salah satu dari lima terdakwa, Mohamad Ayyad, saat ini berada dalam tahanan otoritas Lebanon. Empat orang lainnya yang menghadapi dakwaan - Ali Khalifeh, Ali Salman, Hussein Salman, dan Mustafa Salman - masih buron.
Afif menolak untuk mengatakan apakah salah satu dari pria yang dituduh adalah anggota Hizbullah. Dia mengatakan Ayyad "adalah salah satu warga yang berada di sana selama insiden itu."
Juru bicara itu menambahkan bahwa Hizbullah membantu setelah insiden itu dalam “mengurangi ketegangan melalui kontak” antara tentara dan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan yang dikenal sebagai UNIFIL. Dia menambahkan, Hizbullah kemudian berkoordinasi antara warga dan pengadilan militer untuk menyerahkan Ayyad.
“Insiden itu tidak disengaja dan tidak direncanakan sebelumnya. Hizbullah sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden itu,” kata Afif.
Pada malam yang fatal itu, Rooney dan beberapa tentara Irlandia lainnya bersama pasukan UNIFIL sedang dalam perjalanan dari pangkalan selatan mereka ke bandara Beirut. Dua kendaraan PBB dilaporkan salah belok melalui Al-Aqbiya, yang bukan merupakan bagian dari wilayah di bawah mandat penjaga perdamaian.
Laporan awal mengatakan warga setempat yang marah mengkonfrontasi penjaga perdamaian, tetapi dakwaan menyimpulkan bahwa penembakan itu adalah serangan yang ditargetkan.
Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan pada Kamis (1/6)bahwa dakwaan tersebut merupakan “langkah penting menuju keadilan.”
UNIFIL dibentuk untuk mengawasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan setelah invasi Israel pada 1978. PBB memperluas misinya setelah perang 34 hari tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah, yang memungkinkan penjaga perdamaian dikerahkan di sepanjang perbatasan Israel untuk membantu militer Lebanon memperluas otoritasnya ke selatan negara itu untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Pendukung Hizbullah di Lebanon sering menuduh misi PBB berkolusi dengan Israel, sementara Israel juga menuduh penjaga perdamaian "menutup mata" terhadap aktivitas militer Hizbullah di Lebanon selatan. [pp/ft]