Nokia X20 baru kini menjadi telepon pintar (smartphone) papan atas dalam jajaran telepon genggam HMD Global dan bagian dari perangkat telepon genggam konfigurasi baru untuk pembeli dengan dana terbatas.
Dengan layar FHD + ukuran enam tiga perempat inci, konektivitas 5G, dan sebuah kamera Zeiss empat lensa, Nokia tersebut mengemas banyak fitur premium. Akan tetapi tanpa disertai harga yang premium saat diluncurkan bulan Mei mendatang, harganya berkisar mulai dari 349 euro atau sekitar $ 414 USD.
HMD mengikuti jejak Apple dan Samsung dan tidak menyertakan pengisi daya dan headphone gratis, alih-alih hanya menyertakan sebuah case terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.
CEO HMD Global Florian Seiche mengemukakan, "Ini akan menjadi penawaran 5G pertama pada tingkat harga menengah dari platform produk itu. Tetapi kami menyertakan fitur-fitur premium seperti kamera Zeiss atau fitur lainnya pada harga yang terjangkau. Itulah yang selalu menjadi fokus kami."
Seiche mengakui HMD menghadapi tantangan dalam pemasokan chip komputernya, bagian dari kekurangan diseluruh dunia yang mempengaruhi semua perusahaan elektronik dan produsen mobil.
Meskipun demikian, CEO Global itu yakin peluncuran perangkat baru itu tidak akan terpengaruh.
"Sebenarnya, permintaan untuk komponen penting seperti chipset atau layar display ini naik secara eksponensial. Oleh karena itu, kami fokus pada pengamanan pasokan yang cukup sehingga mampu memicu pertumbuhan kami," katanya.
Kekurangan chip komputer itu terjadi di berbagai pasar sejak musim panas tahun lalu.
Samsung Electronics, salah satu pembuat chip terbesar di dunia, baru-baru ini memperingatkan jajaran produk elektronik konsumennya akan terpengaruh oleh kekurangan pasokan tersebut.
"Kekurangan chip berdampak buruk bagi semua produsen. Bahkan Apple dan Samsung harus menyesuaikan kembali rencana produksi mereka berdasarkan defisit chip ini," kata analis seluler Ben Wood dari CCS Insight.
"Namun, para pelaku bisnis berskala besar akan bangkit kembali, jauh lebih cepat daripada pelaku tingkat menengah yang terpaksa harus memanfaatkan komponen apa saja yang tersedia."
Nokia, yang pernah menjadi produsen pembuat ponsel nomor satu di dunia, menjual divisi telepon genggamnya yang terpuruk kepada Microsoft pada tahun 2014.
HMD Global mendapatkan hak lisensi merek ponsel Nokia pada akhir 2016. [mg/jm]