Bank Dunia dan Yordania menggunakan algoritme yang "cacat" untuk menghitung bantuan yang dibutuhkan warga di negara kerajaan itu, kata sebuah kelompok HAM terkemuka, Selasa (13/6). Formula yang digunakan, menurut Human Rights Watch (HRW), tidak menyertakan sejumlah orang yang tergolong miskin, kelaparan, atau kesulitan.
Dalam laporannya, organisasi HAM itu menyoroti program otomatis yang memeringkat pendapatan dan status sosial-ekonomi keluarga Yordania. Praktik ini dikenal sebagai “penargetan kemiskinan.” Menurut laporan tersebut, pendekatan tersebut mengesampingkan beberapa orang yang membutuhkan – seperti para pemilik bisnis sederhana – di negara berpenduduk 11 juta jiwa itu.
“Banyak orang di Yordania tidak mendapatkan dukungan finansial karena kesulitan mereka tidak sesuai dengan model kaku algoritme tentang seperti apa kemiskinan itu seharusnya,” kata Amos Toh, peneliti teknologi senior dan HAM di Human Rights Watch.
Negara yang baru saja merayakan pernikahan kerajaan yang gemerlap bulan ini juga menghadapi kemiskinan yang meningkat. Bank Dunia mengatakan tingkat kemiskinan di Yordania—persentase mereka yang tidak memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal—naik dari 14 persen pada 2010 menjadi hampir 16 persen pada 2019.
Di tengah kemiskinan yang meningkat, Yordania juga terpaksa menampung lebih dari 1 juta pengungsi Suriah.
Pemerintah Yordania dan Bank Dunia tidak segera menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Associated Press. Organisasi HAM yang berbasis di New York itu mengatakan mereka sedang merevisi formula untuk Yordania dan akan dirilis pada bulan Juli.
Dana Bantuan Nasional Yordania, badan sosial yang mengelola program yang dikenal sebagai Takaful – “solidaritas” dalam bahasa Arab – dilaporkan menilai apakah pemohon bantuan memenuhi kriteria dasar program, seperti apakah keluarga dikepalai oleh warga negara Yordania dan hidup di bawah garis kemiskinan.
Dana tersebut kemudian menerapkan algoritme, yang menggunakan 57 indikator sosio-ekonomi untuk memperkirakan pendapatan dan kekayaan keluarga dan memeringkatnya, kata HRW. Keluarga yang memiliki mobil kurang dari lima tahun atau bisnis bernilai setidaknya 3.000 dinar – sekitar $4.200 – secara otomatis didiskualifikasi, katanya.
Proses tersebut, kata HRW, “membandingkan satu rumah tangga dengan rumah tangga lainnya untuk bantuan memicu ketegangan sosial dan persepsi luas tentang ketidakadilan.”
Laporan tersebut mengutip seorang pemilik toko jahit kecil di lingkungan Al-Balad Amman yang mencurigai bahwa bisnisnya adalah kemungkinan alasan dia tidak menerima dukungan – meskipun kerugian yang menumpuk selama pandemi COVID-19 memaksanya untuk mengambil ribuan Dinar Yordania dalam bentuk pinjaman untuk menutupi tagihan listrik, sewa, dan kebutuhan dasar lainnya.
Keluarga yang mengonsumsi lebih banyak air dan listrik juga cenderung tidak memenuhi syarat untuk mendapat dukungan, di bawah indikator yang menganalisis karakteristik tempat tinggal, kata laporan itu. [ab/ka]