Organisasi HAM terkemuka, Human Rights Watch (HRW) menyerukan Dewan Keamanan PBB agar memberlakukan embargo senjata terhadap pemerintah Suriah setelah serangan udara pekan lalu menewaskan puluhan warga sipil di dekat Damaskus.
Dalam pernyataan hari Kamis (20/8), HRW mengatakan organisasi itu berbicara dengan empat saksi yang menyatakan tidak ada target militer di dekat kota Douma yang dikuasai pemberontak, di mana serangan udara pada 16 Agustus menewaskan sedikitnya 112 orang, umumnya warga sipil. Dikatakan, pangkalan terdekat atau garis depan kombatan setidaknya terletak dua kilometer dari lokasi itu.
"Serangan bom terhadap pasar yang ramai pada tengah hari menunjukkan ketidakpedulian mengerikan pemerintah Suriah terhadap warga sipil," ujar Wakil Direktur HRW untuk Timur Tengah Nadim Houry. "Pembantaian terbaru ini adalah pengingat lain - jika masih dibutuhkan - tentang perlunya Dewan Keamanan bertindak atas resolusi-resolusi sebelumnya dan mengambil langkah-langkah guna menghentikan serangan membabi buta."
Menurut saksi mata, serangan bom pemerintah menarget pasar yang ramai dan daerah permukiman di Douma, di mana pejuang oposisi secara teratur saling tembak dengan militer Suriah selama perang saudara di negara itu, yang kini memasuki tahun kelima.
Kepala kemanusiaan PBB Stephen O'Brien, yang awal pekan ini menyelesaikan kunjungan tiga hari ke Suriah, menyebut pemboman itu "mengerikan" dan "tidak bisa diterima." Kepala politik PBB, Jeffrey Feltman, menyebut insiden itu “kejahatan perang."
Suriah belum berkomentar atas serangan-serangan itu, selain mengeritik pejabat-pejabat PBB yang mengecam insiden itu.