Tim Walz menghabiskan satu tahun mengajar di China pada tahun 1989, dan dia kemudian mengatur lawatan mahasiswa. Dia mengatakan telah mengunjungi negara itu lebih dari 30 kali selama bertahun-tahun.
Partai Republik mengatakan hubungan Walz yang sudah lama dengan China berarti Beijing akan menyambutnya bergabung sebagai pasangan Harris dan memperkirakan dia akan melonggarkan kebijakan ekonomi dan perdagangan garis keras AS.
JD Vance adalah calon wakil presiden dari Partai Republik. "Dia memilih Tim Walz, orang yang ingin mengirim lebih banyak pekerjaan manufaktur ke China."
Vance tampaknya mengacu pada dukungan Walz selama beberapa tahun untuk perdagangan dengan China sebagai gubernur Minnesota.
BACA JUGA: Vance Bawa Konservatisme dan Anak Muda dalam Pencalonan Trump
Walz tidak menyebutkan China pada penampilan kampanye perdananya, namun berikut ini adalah pernyataan Walz sebagai anggota Kongres pada tahun 2016 tentang bagaimana dia memandang hubungan China dengan Amerika Serikat.
"Saya tidak termasuk dalam kategori yang mengatakan bahwa hubungan dengan China harus bermusuhan. Saya sama sekali tidak setuju, dan saya kira kita harus tetap tegas pada apa yang mereka lakukan di Laut China Selatan. Namun, ada banyak bidang yang bisa kita kerjakan bersama."
Kepada VOA pada tahun 2014, dia menggambarkan bagaimana rasanya tinggal di sana selama setahun setelah protes di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989.
"Dan itu sangat kuat, dan saya tentu merasa terhormat bisa berada di sana dan melihat semangat rakyat China yang mencoba untuk sangat bangga dengan negara mereka tetapi memahami bahwa kebebasan perlu, perlu bersinar."
Di China, dalam beberapa jam setelah debutnya di jalur kampanye, pilihan Harris sebagai calon wakil presiden itu dengan cepat menjadi topik hangat. Seorang pengguna internet mengatakan "Saya kira dia mungkin akan bersahabat dengan China."
Pengguna internet lainnya di China berpendapat bahwa dia akan mengambil sikap yang lebih keras. Saat berada di Kongres, Walz mensponsori sejumlah resolusi yang mengecam catatan hak asasi manusia China. Seorang sejarawan nasionalis militer China mengatakan bahwa Partai Demokrat ingin "menghancurkan China."
Yang lain mengomentari apa yang disebut Walz sebagai "makan siang yang mengubah hidupnya" dengan Dalai Lama, pemimpin Tibet yang berada di pengasingan, sementara seorang pengguna internet lain mengatakan mantan guru di China itu tampak seperti mata-mata Amerika.
Para pengamat China yang kritis mengatakan bahwa, sejauh ini, Beijing belum bereaksi secara terbuka. Tapi inilah yang mereka lihat pada diri Walz.
Analis China lainnya setuju bahwa pemerintahan Harris-Walz diperkirakan akan melanjutkan kebijakan keras terhadap China dari pemerintahan Biden dan Trump.
BACA JUGA: Kampanye Trump Klaim Diretas, Tuduh Iran sebagai PelakuJim Fallows, jurnalis yang meliput China, telah menulis dua buku tentang negara ini dan merupakan penulis pidato untuk mantan Presiden Jimmy Carter.
"Saya pikir hal ini harus dilihat di seluruh dunia, di China, di Asia, sebagai kesinambungan dari kebijakan AS yang rumit dan telah berlangsung selama puluhan tahun, yang mengakui perlunya berurusan dengan China sebagai kekuatan besar di dunia, bukan (hanya) di bagian dunia itu – tetapi juga perbedaan nilai, terutama dalam hal demokratisasi," kata Fallows.
Namun, apa yang dipikirkan Beijing? Itu lebih sulit ditebak, seperti diungkapkan oleh Jim Fallows, "Saya membayangkan mereka pada dasarnya terkesima karena tidak tahu apa yang harus dikatakan mengenai orang yang tidak seperti yang mereka harapkan."
Jadi, saat pasangan ini yang keduanya lahir pada tahun 1964 di bawah shio bulan sama mengguncang Amerika, Beijing hanya bisa bertanya-tanya: Apa yang akan terjadi pada masa depan dengan sepasang naga kayu ini di Gedung Putih? [my/lt]