Hujan Hambat Upaya SAR di Jepang, Naikkan Ancaman Radiasi

Puluhan ribu pengungsi, termasuk anak ini, tinggal di tempat-tempat penampungan sementara, dengan makanan dan pemanas yang terbatas.

Cuaca memaksa Perdana Menteri Naoto Kan membatalkan jadwal lawatan ke kawasan tersebut untuk menyerahkan persediaan bantuan.

Hujan lebat pada hari Senin mengguyur kawasan timur laut Jepang yang mengalami gempa bumi. Ini menghentikan sementara kerja helikopter-helikopter SAR dan memperbesar kekhawatiran mengenai radiasi dari pembangkit nuklir yang rusak.

Cuaca memaksa Perdana Menteri Naoto Kan membatalkan jadwal lawatan ke kawasan tersebut untuk menyerahkan persediaan bantuan ke sebuah lokasi sekitar 20 kilometer dari pembangkit Fukushima yang bermasalah. Sementara itu, awak pekerja terus menyiram dengan air laut untuk mendinginkan sisa-sisa bahan bakar di dalam reaktor.

Pihak berwenang mengatakan hujan juga menghambat kru helikopter dalam upaya mengangkut makanan, air dan barang-barang bantuan lainnya ke berbagai lokasi terpencil di mana puluhan ribu orang tinggal di tempat penampungan sementara, dengan makanan dan pemanas yang terbatas.

Pihak berwenang mengatakan dua dari enam reaktor di kompleks Fukushima kini telah mulai stabil dan sudah mencapai kemajuan untuk mengembalikan listrik sehingga air bisa dipompa ke reaktor lain.

Tetapi, pemerintah mengatakan akan perlu beberapa hari sebelum listrik masuk ke reaktor nomor dua, salah satu reaktor yang diyakini mengalami kerusakan di ruang penyimpanan yang mengitari inti nuklir. Sejumlah masalah serius juga terjadi di reaktor nomor tiga dan empat.

Angka kematian dari gempa bumi dan tsunami 11 Maret terus meningkat dengan bertambahnya jumlah mayat yang tersapu ke pantai Iwate dan Miyagi. Lebih dari 8.600 orang dinyatakan tewas dan lebih dari 13.200 dinyatakan hilang.