Badan tenaga atom PBB mengatakan keadaan reaktor nuklir yang rusak akibat gempa dan tsunami di Jepang sangat serius, tapi tidak banyak memburuk dalam 24 jam terakhir.
Pejabat IAEA Graham Andrew dalam jumpa pers di Wina, Kamis, mengatakan kadar radiasi telah meningkat secara signifikan di beberapa lokasi sejauh 30 kilometer dari PLTN Fukushima. Tetapi, kadar radiasi di Tokyo, tambahnya, ukurannya jauh di bawah kadar yang dianggap serius bagi kesehatan manusia. Walaupun begitu, Andrew menambahkan ada kemungkinan situasi tersebut bisa memburuk.
Militer Jepang menggunakan semprotan air bertekanan tinggi, Kamis, dalam upaya nekat untuk memadamkan batang-batang bahan bakar nuklir yang menjadi terlalu panas setelah sistim pendingin pembangkit itu tidak berfungsi. Jika menjadi cukup panas, batang-batang bisa meleleh atau terbakar melalui tabung luarnya dan melepaskan radiasi berkadar tinggi ke udara.
Sebelumnya, pada hari yang sama, pemerintah menyiramkan air dari udara, etelah membatalkan rencana sehari sebelumnya karena adanya ancaman radiasi bagi para pilot helikopter.
Menteri Pertahanan Toshimi Kitazawa mengatakan pemerintah telah memutuskan pihaknya tidak bisa menunda lagi misi tersebut. Tetapi, gambar-gambar yang ditayangkan televisi menunjukkan sebagian besar air tertiup ke luar sasaran dan usaha itu dihentikan setelah dilakukan empat kali.
Kadar radiasi tinggi di sekitar PLTN yang jaraknya 240 kilometer utara Tokyo, tidak memungkinkan para pekerja tinggal di fasilitas tersebut lebih dari beberapa menit, dan deteksi radiasi awal menunjukkan siraman air dari helikopter pertama tidak berpengaruh banyak.
Greg Jaczko, kepala Komisi Otorita Nuklir Amerika mengatakan, Kamis, akan merupakan langkah bijaksan bagi warga mengikuti saran pemerintah Amerika untuk tinggal sejauh 80 kilometer dari PLTN, radius yang jauh lebih besar dari zona yang ditetapkan Jepang. Jaczko menggambarkan situasi di PLTN Fukushima sangat dinamis.
Banyak pemerintah mengevakuasi staf dari kedutaan-kedutaan di Jepang. Pada hari Kamis, Amerika mengizinkan evakuasi bagi anggota keluarga para personil Amerika dan mengatakan pesawat-pesawat carter akan disediakan untuk membantu warga Amerika yang ingin meninggalkan Jepang.
Presiden Amerika Barack Obama Kamis pagi menelpon Perdana Menteri Naoto Kan di Tokyo untuk menyampaikan kekagumannya atas ketabahan rakyat Jepang dan kembali menawarkan bantuan, termasuk untuk mengatasi krisis nuklir.