Sebuah ledakan bom mengguncang Kabul, Rabu pagi (31/5). Serangan truk bermuatan peledak di kawasan diplomatik di ibukota Afghanistan tersebut menewaskan sedikitnya 90 orang dan melukai lebih 300 lainnya.
Ledakan bom menghancurkan kawasan Wazir Akbar Khan yang terletak di bagian tengah Kabul, tempat misi diplomatik asing dan kantor-kantor pemerintah, merusak puluhan kendaraan dan bangunan di sekitarnya. Para pejabat Afghanistan mengatakan bom itu dikemas dalam truk tanki limbah.
Seorang saksi mata mengatakan ia terjebak di sebuah gedung setelah ledakan tersebut.
Ledakan terjadi di dekat Kedutaan Besar Jerman. Gambar-gambar di media sosial menunjukkan ledakan meruntuhkan sebagian dari misi diplomatik itu.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk serangan tersebut.
"Pada saat seperti ini kami sekali lagi diingatkan bahwa terorisme tidak mengenal batas. Terorisme menjadikan kita semua sebagai sasaran, baik di Manchester atau Berlin, Paris, Istanbul, St. Petersburg atau sekarang ini di Kabul," ujar Merkel.
"Sekarang kita semua bersatu, terkejut dan sedih tapi juga dalam berbulat tekad. Kita semua yang percaya pada hukum, kebebasan dan martabat manusia - di Eropa, di Amerika, di Afrika, dan sudah tentu di Afghanistan - kita akan memimpin perang melawan terorisme dan kita akan menang," tegasnya.
Kelompok Taliban telah membantah terlibat, dan mengatakan pihaknya tidak melakukan pemboman atau serangan terhadap warga sipil.
Sementara, dua stasiun televisi Afghanistan melaporkan bahwa ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Kelompok teroris yang berbasis di Suriah itu dalam beberapa bulan terakhir telah mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap target-target penting di Afghanistan, termasuk serangan bunuh diri maut di sebuah rumah sakit militer terbesar negara itu di Kabul yang menewaskan sedikitnya 50 orang, termasuk tentara dan dokter. [sp/al]