Presiden Barack Obama mengadakan acara berbuka puasa bersama di Gedung Putih Kamis malam. Acara Iftar di Gedung Putih ini sudah menjadi tradisi sejak tahun 2001.
WASHINGTON DC —
Sudah menjadi tradisi bagi para pejabat tinggi Amerika, mulai dari presiden hingga menteri atau pimpinan lembaga negara lainnya untuk mengadakan acara iftar, atau berbuka puasa bersama.
Tradisi mengadakan jamuan makan bersama dengan tokoh-tokoh Islam di Gedung Putih diawali oleh Presiden Bill Clinton. Tahun 1996, Presiden Clinton dan Ibu Negara Hillary mengadakan jamuan tersebut untuk menyambut Idul Fitri.
Presiden selanjutnya, George W Bush mengawali tradisi jamuan iftar di Gedung Putih pada tahun 2001. Tiga bulan setelah serangan teroris 11 September tahun itu, Presiden Bush mengundang 52 diplomat Muslim berbuka puasa bersama di Ruang Jamuan Makan Kenegaraan. Ketika itu, Presiden Bush berpidato dengan tema semangat perdamaian dan kerjasama dan menyatakan penghargaan kepada para tamu atas dukungan mereka bagi kampanye Amerika melawan terorisme.
Melanjutkan tradisi para pendahulunya, Presiden Barack Obama juga mengadakan acara iftar, yang tahun ini merupakan jamuan kelima yang diselenggarakannya.
Dalam pidatonya, Presiden Obama mengingatkan, “Bagi Muslim, Ramadan adalah waktu untuk merenung, merupakan kesempatan untuk menunjukkan ketaatan pada Tuhan dengan berdoa dan berpuasa. Ramadan juga merupakan waktu bagi keluarga dan teman-teman untuk berkumpul, seperti yang kita lakukan malam ini, dalam semangat cinta dan penghormatan, memperbarui kewajiban kita terhadap satu sama lain,serta memperbarui komitmen kita terhadap para tetangga dan membantu mereka yang sangat membutuhkan. Sebagaimana diajarkan Quran, barangsiapa berbuat kebaikan seberat zarah akan mendapatkan pahala.”
Islam, menurutnya telah memberi kontribusi dalam membentuk Amerika. Muslim Amerika juga turut membangun negara ini, terlihat dari sumbangsih yang diberikan beberapa generasi Muslim Amerika, mulai dari membangun rel kereta hingga membangun kota-kota di Amerika. Ia menambahkan, para inovator Muslim juga telah membantu membangun beberapa gedung pencakar langit tertinggi Amerika serta membantu membuka rahasia alam semesta.
“Setiap hari, Muslim Amerika membantu membentuk cara berpikir, cara kita bekerja serta cara kita berbisnis. Inilah semangat yang kita rayakan malam ini – Para pemimpi, creator yang gagasan-gagasanya merintis industri baru, menciptakan peluang kerja baru dan membuka berbagai kesempatan bagi kita semua,” kata Obama.
Dalam kesempatan itu ia menyebutkan tiga tamunya, Muslim Amerika yang menonjol sebagai wiraswastawan, innovator teknologi dan perintis dalam bidang kedokteran.
Ia menambahkan bahwa meskipun Amerika mendukung warganya untuk menentukan nasibnya sendiri, salah satu bagian penting dalam dialog Amerika dengan komunitas Muslim di seluruh dunia adalah mendukung tercipatnya kesempatan ekonomi dan kewiraswastaan.
Sebelumnya Presiden Obama mengatakan bahwa tradisi Gedung Putih untuk merayakan hari-hari suci berbagai agama dimaksudkan untuk merayakan keberagaman yang membentuk Amerika serta untuk menegaskan kembali kebebasan untuk beribadah.
Selain puluhan diplomat dari berbagai negara, di antara para hadirin dalam jamuan iftar itu terdapat dua anggota DPR Amerika yang beragama Islam, Andre Carson dan Keith Ellison, serta dua Muslim yang menjadi pejabat publik lokal, yakni Walikota Paris, Texas, Arjumand Hashmi, dan Rashida Tlaib, anggota DPR negara bagian Michigan.
Tradisi mengadakan jamuan makan bersama dengan tokoh-tokoh Islam di Gedung Putih diawali oleh Presiden Bill Clinton. Tahun 1996, Presiden Clinton dan Ibu Negara Hillary mengadakan jamuan tersebut untuk menyambut Idul Fitri.
Presiden selanjutnya, George W Bush mengawali tradisi jamuan iftar di Gedung Putih pada tahun 2001. Tiga bulan setelah serangan teroris 11 September tahun itu, Presiden Bush mengundang 52 diplomat Muslim berbuka puasa bersama di Ruang Jamuan Makan Kenegaraan. Ketika itu, Presiden Bush berpidato dengan tema semangat perdamaian dan kerjasama dan menyatakan penghargaan kepada para tamu atas dukungan mereka bagi kampanye Amerika melawan terorisme.
Melanjutkan tradisi para pendahulunya, Presiden Barack Obama juga mengadakan acara iftar, yang tahun ini merupakan jamuan kelima yang diselenggarakannya.
Dalam pidatonya, Presiden Obama mengingatkan, “Bagi Muslim, Ramadan adalah waktu untuk merenung, merupakan kesempatan untuk menunjukkan ketaatan pada Tuhan dengan berdoa dan berpuasa. Ramadan juga merupakan waktu bagi keluarga dan teman-teman untuk berkumpul, seperti yang kita lakukan malam ini, dalam semangat cinta dan penghormatan, memperbarui kewajiban kita terhadap satu sama lain,serta memperbarui komitmen kita terhadap para tetangga dan membantu mereka yang sangat membutuhkan. Sebagaimana diajarkan Quran, barangsiapa berbuat kebaikan seberat zarah akan mendapatkan pahala.”
Islam, menurutnya telah memberi kontribusi dalam membentuk Amerika. Muslim Amerika juga turut membangun negara ini, terlihat dari sumbangsih yang diberikan beberapa generasi Muslim Amerika, mulai dari membangun rel kereta hingga membangun kota-kota di Amerika. Ia menambahkan, para inovator Muslim juga telah membantu membangun beberapa gedung pencakar langit tertinggi Amerika serta membantu membuka rahasia alam semesta.
“Setiap hari, Muslim Amerika membantu membentuk cara berpikir, cara kita bekerja serta cara kita berbisnis. Inilah semangat yang kita rayakan malam ini – Para pemimpi, creator yang gagasan-gagasanya merintis industri baru, menciptakan peluang kerja baru dan membuka berbagai kesempatan bagi kita semua,” kata Obama.
Dalam kesempatan itu ia menyebutkan tiga tamunya, Muslim Amerika yang menonjol sebagai wiraswastawan, innovator teknologi dan perintis dalam bidang kedokteran.
Ia menambahkan bahwa meskipun Amerika mendukung warganya untuk menentukan nasibnya sendiri, salah satu bagian penting dalam dialog Amerika dengan komunitas Muslim di seluruh dunia adalah mendukung tercipatnya kesempatan ekonomi dan kewiraswastaan.
Sebelumnya Presiden Obama mengatakan bahwa tradisi Gedung Putih untuk merayakan hari-hari suci berbagai agama dimaksudkan untuk merayakan keberagaman yang membentuk Amerika serta untuk menegaskan kembali kebebasan untuk beribadah.
Selain puluhan diplomat dari berbagai negara, di antara para hadirin dalam jamuan iftar itu terdapat dua anggota DPR Amerika yang beragama Islam, Andre Carson dan Keith Ellison, serta dua Muslim yang menjadi pejabat publik lokal, yakni Walikota Paris, Texas, Arjumand Hashmi, dan Rashida Tlaib, anggota DPR negara bagian Michigan.