Ilmuwan Ciptakan 2 Embrio Badak Putih Utara yang Hampir Punah

Seorang jagawana bersama badak putih betina, Najin yang berusia 30 tahun di kawasan konservasi Ol Pejeta, di Kenya. Najin adalah satu dari dua badak putih utara yang tersisa di Bumi.

Para ilmuwan telah berhasil menciptakan dua embrio badak putih utara yang hampir punah untuk menyelamatkan spesies itu dari ambang kepunahan.

"Hari ini kita mencapai tonggak penting di tengah-tengah kesulitan yang memungkinkan kita merencanakan langkah masa depan dalam program penyelamatan badak putih utara," kata Thomas Hildebrandt dari Institut Leibniz untuk Penelitian Kebun Binatang dan Satwa Liar di Jerman.

Lembaga ini merupakan bagian dari tim ilmuwan internasional dan pelestari lingkungan yang berlomba-lomba menyelamatkan binatang raksasa yang langka itu.

Sel telur badak dipanen dari dua betina terakhir yang masih hidup. Sel-sel telur itu disuntik dengan sperma beku pejantan yang sudah mati.

Embrio itu akan dipindahkan pada induk pengganti, badak putih selatan.

Para konservasionis berharap bisa menciptakan sekurangnya lima kawanan binatang itu yang bisa dilepas kembali ke alam bebas di Afrika.

Badak putih jantan utara yang terakhir, Sudan, mati tahun lalu pada usia 45 tahun. Ia terkenal di dunia internasional pada tahun 2017 ketika dinobatkan sebagai "Pejantan Paling Layak di Dunia" pada aplikasi kencan Tinder sebagai bagian dari upaya penggalangan dana.

"Lima tahun yang lalu sepertinya produksi embrio badak putih utara hampir tidak mungkin bisa dicapai tapi hari ini kita memilikinya," kata Jan Stejskal, direktur komunikasi di Kebun Binatang Dvur Kralove di Republik Ceko, tempat dimana dua badak betina terakhir dilahirkan. [my/pp]