Ilmuwan: Jangan Belanja Ketika Lapar

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang belum makan dalam periode tertentu cenderung memilih makanan-makanan yang berkalori tinggi. (Foto: Dok)

Penelitian baru membuktikan bahwa orang-orang yang sedang lapar cenderung membeli makanan berkalori tinggi dan tidak sehat.
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa orang-orang yang belum makan sepanjang siang lebih memilih makanan-makanan berkalori tinggi di pasar swalayan dibandingkan mereka yang diberikan kudapan sebelum berbelanja makanan di Internet.

“Bahkan puasa singkat dapat membuat orang memilih makanan-makanan yang tidak sehat,” ujar Amy Yaroch, kepala Pusat Nutrisi Gretchen Swanson di Omaha, negara bagian Nebraska.

"Jangan berbelanja ketika Anda lapar dan tidak memiliki daftar belanjaan, karena akhirnya Anda akan membeli makanan-makanan tak sehat,” saran Yaroch, yang tidak terlibat dalam studi baru oleh peneliti di Cornell University di Ithaca, New York tersebut.

Ia mengatakan hasil-hasil penelitian mungkin memiliki implikasi tidak hanya untuk mereka yang berbelanja setiap hari, tapi juga untuk keluarga-keluarga yang seringkali tidak mampu membeli makanan sehat, atau makanan apapun.

Untuk penelitian mereka, Aner Tal dan Brian Wansink dari Cornell University melakukan studi di laboratorium yang melibatkan 68 orang dewasa, dan melihat ke lapangan untuk mengamati pilihan-pilihan makanan mereka yang lapar.

Hasilnya, peserta yang belum makan siang membeli enam makanan berkalori tinggi, dibandingkan empat makanan serupa yang dibeli mereka yang telah diberi kudapan ringan, menurut hasil penelitian yang diterbitkan Senin (6/5) oleh JAMA Internal Medicine.

Dalam studi lapangan, para peneliti mengamati 82 orang di supermarket dan menemukan bahwa rasio makanan berkalori tinggi terhadap makanan berkalori rendah lebih sehat antara pukul 13.00 dan 16.00, dibandingkan antara pukul 16.00 dan 19.00.

Ahli endokrinologi Tony Goldstone dari Imperial College London mengatakan saat orang melalui sebuah periode tanpa makanan dan merasa lapar, kemungkinan ia akan mencari makanan berkalori tinggi.

“Saat kita membutuhkan energi, kita tidak akan mencari selada,” ujarnya.

Yaroch mengatakan bahwa untuk orang-orang yang tidak selalu mampu membeli makanan, studi baru tersebut menunjukkan mungkin ada petunjuk biologis dan praktis yang membawa mereka ke lorong makanan tidak sehat. (Reuters/Genevra Pittman)