Ilmuwan Usulkan Cara yang Lebih Akurat untuk Mengukur Dampak Gas Rumah Kaca

Seseorang mengangkat poster berbunyi “Mendanai Penelitian Perubahan Iklim untuk Selamatkan Planet Bukan Pemborosan Uang” selama Pawai untuk Ilmu Pengetahuan di Washington, Sabtu, 22 April 2017 (foto: AP Photo/Sait Serkan Gurbuz)

Sebuah cara baru yang lebih akurat untuk mengukur dampak emisi gas rumah kaca terhadap iklim di bumi diterbitkan dalam sebuah artikel dalam jurnal akademis Science.

Para peneliti dari Harvard University, Princeton University, dan the Environmental Defense Fund mengusulkan cara baru yang lebih akurat untuk mengukur dampak emisi gas rumah kaca terhadap iklim di bumi dalam sebuah artikel yang diterbitkan baru-baru ini dalam jurnal akademis Science.

Usulan tersebut akan menciptakan sistem pengukuran dua angka yang diibaratkan oleh para ilumwan dengan hasil pengukuran tekanan darah dalam bidang kedokteran, yang menunjukkan tekanan pada pembuluh darah baik selama terjadi detak jantung maupun antara satu detak jantung dan detak jantung lainnya. Sistem ini akan membantu para ilmuwan dan pengambil kebijakan dalam menjelaskan fakta bahwa beberapa gas rumah kaca bertahan lebih lama dibandingkan gas rumah kaca lainnya di atmosfir.

“Gas yang berbeda memiliki masa bertahan yang sangat berbeda di atmosfir setelah emisi dan berdampak pada iklim dalam cara yang berbeda-beda dalam skala waktu yang sangat bervariasi,” ujar salah satu penulis artikel, Michael Oppenheimer, seorang profesor ilmu kebumian di Princeton.

Sistem ini akan menujukkan dampak dari emisi gas rumah kaca dalam skala waktu 20 dan 100 tahun. Dengan memiliki pengukuran yang menunjukkan kedua skala waktu, para ilmuwan beralasan, akan memberi kesempatan pada pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya yang mencoba untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat pemanasan global untuk memutuskan kebijakan mana yang paling baik dalam jangka pendek dan mana yang harus diadopsi dalam jangka panjang.

Metode Kelompok yang Bertentangan

Sistem ini juga akan membantu saat terjadi perselisihan antar kelompok pendukung yang berlawanan. Contohnya, menurut para peneliti, para pendukung pengguna gas alam sebagai sumber energi mendasarkan argumennya pada skala waktu 100 tahun. Namun lawannya, para aktivis yang berusaha menanamkan pengaruhnya untuk menentang penggunaan gas alam, menggunakan skala waktu 20 tahun untuk menunjukkan efek dari pembakaran gas alam terhadap iklim.

Mayoritas ilmuwan dalam jumlah yang meyakinkan percaya emisi gas seperti karbon dioksida, yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, berkontributi pada perubahan iklim global, yang menyebabkan naiknya permukaan air laut, menimbulkan kekeringan, dan lebih sering terjadinya topan dahsyat.

Agar usulan dua nilai berhasil, para ilmuwan berpendapat, sistem ini harus diadopsi secara luas, tidak hanya oleh satu lembaga pemerintah seperti US Environmental Protection Agency, namun juga oleh badan-badan internasional seperti PBB dan the Intergovernmental Panel on Climate Change.

Science adalah jurnal mingguan, yang diulas oleh rekan sesama ilmuwan yang dipublikasikan oleh the American Association for the Advancement of Science. [ww]