Petinju Aljazair Imane Khelif memenangkan emas di nomor 66 kg putri di Olimpiade Paris 2024, Jumat (9/8).
Khelif berhasil memukul mundur Yang Liu asal China dengan skor 5-0 di final kelas welter putri, yang menjadi titik tertinggi karier tinjunya.
Ia menjadi satu-satunya peraih emas sepanjang sejarah tinju putri Aljazair. Setelah hampir 30 tahun absen, tinju Aljazair juga akhirnya menggaet emas keduanya lewat Khelif.
Namanya pun dielu-elukan di tanah airnya — wajahnya jadi mural hingga aksinya disiarkan di layar-layar tancap.
"Ini mimpi saya selama 8 tahun lamanya, dan sekarang saya seorang juara Olimpiade dan peraih medali emas," ucap Khelif.
Nama Khelif meroket selama di Paris. Lawan pertamanya, Angela Carini asal Italia, mengalah hanya dalam 46 detik pertandingan.
Carini mengaku kesakitan dari pukulan-pukulan Khelif.
Keunggulannya itu ternyata menuai hoaks dan perundungan seputar jenis kelaminnya, hingga dituding seorang 'transgender', bahkan 'pria'.
"Hal itu turut memberi kesan tersendiri atas kemenangan saya, karena ejekan-ejekan tersebut," sambung perempuan berusia 25 tahun tersebut.
Pasalnya, tak cuma warganet, komentar miring juga datang dari capres AS Donald Trump hingga penulis Harry Potter, J.K. Rowling.
Asosiasi Tinju Internasional (IBA) juga buka suara pekan lalu, setelah mendiskualifikasi Khelif dan petinju putri asal Taiwan, Lin Yu-ting, dari kejuaraan dunia tahun lalu.
Padahal, Khelif telah mengikuti kompetisi IBA sejak 2018.
IBA mengklaim Khelif dan Lin tak lolos 'tes kelayakan gender', yang lalu disebut pihak Olimpiade sangat 'cacat'.
"Mereka (IBA) membenci saya, dan saya gak tahu kenapa," heran Khelif.
IBA dilaporkan didominasi Rusia, dan telah diblokir secara permanen dari keikutsertaan Olimpiade setelah diyakini 'tak transparan secara kelembagaan, sportivitas, dan finansialnya'.
BACA JUGA: IOC: Pengujian terhadap Petinju Khelif dan Lin “Cacat”"Saya seorang perempuan, seperti perempuan lainnya," keluh Khelif, di awal-awal kontroversinya menyeruak.
"Saya lahir sebagai perempuan, hidup sebagai perempuan, dan saya memenuhi syarat."
Tak lama setelah menang, ia pun berpesan di depan awak media.
"Pesan saya kepada seluruh dunia, bahwa mereka harus menaati nilai-nilai Olimpiade dan mereka harus menghindari bullying (perundungan). Mereka tak sepatutnya merundung orang," ujar Khelif.
“Saya harap kita tak lagi melihat ejekan serupa di Olimpiade-Olimpiade mendatang,” tutupnya. [gg/ah]