Penyelenggara Olimpiade pada Minggu (4/8) mengatakan tes sewenang-wenang yang diberlakukan terhadap petinju Imane Khelif dan Lin Yu-Ting yang memicu badai caci maki yang salah dengan mengidentifikasi kedua perempuan itu sebagai transgender atau laki-laki adalah "sangat cacat sehingga tidak mungkin untuk terlibat dengannya."
Juru bicara Komite Olimpiade Internasional (IOC) Mark Adams dengan penuh semangat kembali membela Khelif dari Aljazair dan Lin dari Taiwan, dan mengecam badan pengatur olahraga yang kini dilarang, Asosiasi Tinju Internasional, yang mengklaim bahwa kedua petinju itu gagal dalam tes kelayakan yang tidak ditentukan untuk kompetisi kelompok perempuan.
Kedua atlet tersebut "dikeluarkan dan diuji" selama kejuaraan dunia tinju 2023 karena "ada kecurigaan terhadap mereka," kata Adams, mengecam proses yang membuat mereka dikucilkan.
"Saya tidak perlu mengatakan jika kita mulai bertindak berdasarkan kecurigaan terhadap setiap atlet, apa pun itu, maka kita menempuh jalan yang sangat buruk," katanya.
Adams menolak seluruh bentuk pengujian tersebut.
"Ada banyak alasan mengapa kami tidak mau membahas hal ini," kata Adams. "Sebagian karena kerahasiaan. Sebagian masalah medis. Sebagian karena sejak awal, tidak ada dasar untuk melakukan tes ini. Dan sebagian pembagian data ini juga sangat bertentangan dengan aturan, aturan internasional."
Ia menegaskan kembali, "Seluruh prosesnya cacat! Dari konsepsi tes, hingga bagaimana tes tersebut dibagikan kepada kami, hingga bagaimana tes tersebut menjadi publik, sangat cacat sehingga tidak mungkin untuk terlibat dengan hal itu.”
Pernah Didiskualifikasi, Petinju Aljazair dan Taiwan Jadi Sasaran Kecaman
Lin dan Khelif telah menjadi pusat pertentangan mengenai identitas gender dan peraturan dalam olahraga karena para kritikus telah mengungkit langkah mendiskualifikasi mereka tahun lalu, setelah IBA menyatakan bahwa mereka gagal "memenuhi kriteria kelayakan yang disyaratkan dan ditemukan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan kompetitor perempuan lainnya."
Badan yang didominasi oleh Rusia ini dijatuhi hukuman yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu dilarang secara permanen dari Olimpiade tahun lalu dan belum pernah menyelenggarakan turnamen tinju Olimpiade sejak Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016. [em/jm]
Forum