Memburuknya ketegangan perdagangan yang disebabkan perang tarif bisa berdampak pada ekonomi global, kata juru bicara Dana Moneter Internasional (IMF) hari Kamis (20/9).
Kata juru bicara IMF Gerry Rice, bank global itu sedang menilai dampak tarip impor yang dikenakan berbagai negara, yang menurutnya “akan menumpuk dengan cepat.”
Pemerintah Amerika akan mengenakan tarif impor baru atas barang-barang China bernilai 200 milyar dolar hari Senin depan, sehingga keseluruhan nilai barang-barang China yang dikenai tarip akan mencapai 250 milyar dolar. Tarif ini di luar tarif impor atas baja dan aluminium yang dikenakan atas kedua jenis logam yang masuk ke Amerika itu.
China telah membalas dengan mengenakan tarip impor atas barang-barang Amerika bernilai 110 milyar dolar.
Kata Gerry Rice, “Tergantung bagaimana pelaksanaannya di lapangan, pengenaan tarip impor itu akan merugikan perekonomian secara signifikan.”
Dana Moneter Internasional akan mengeluarkan laporan terbarunya tentang perekonomian dunia tanggal 9 Oktober, yang akan menunjukkan perkiraan pertumbuhan ekonomi terkait dengan konflik perdagangan saat ini.
Kata Rice lagi, dampak perang dagang itu pada perekonomian China akan tergantung bagaimana Cina mengatur kebijakan dalam negerinya untuk meredam kemungkinan angka pertumbuhan yang negatif.
Berbagai tarif impor itu juga diperkirakan akan merugikan pertumbuhan ekonomi Amerika, kata jurubicara IMF itu. Pertumbuhan ekonomi Amerika tahun depan diperkirakan akan turun menjadi 2,7 persen dari 2,9 tahun ini, sementara ekonomi China akan turun dari 6,6 menjadi 6,4 persen tahun depan.
Tapi apabila terjadi peningkatan tarip impor lagi, maka dampaknya bagi kedua negara dan bagi dunia akan meningkat dengan cepat pula, kata IMF.
Sementara itu, Presiden Trump terus mengklaim sukses atas kuatnya pertumbuhan ekonomi saat ini, dan menepiskan akan adanya dampak buruk apabila sengketa dagang ini terus berlanjut. (ii)