Selama tiga bulan ke depan, sekitar 50 juta orang muda di tujuh negara Afrika akan mendapat vaksinasi meningitis. Ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih besar untuk memberantas penyakit itu di 26 negara yang berisiko.
Meningitis adalah radang selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang. Biasanya disebabkan infeksi oleh bakteri atau virus dan dapat membunuh dengan cepat. Gejalanya meliputi demam tinggi, muntah, sakit kepala, kaku pada leher dan punggung, meningkatnya kepekaan terhadap cahaya. Mereka yang bertahan hidup kemungkinan menderita tuli, kerusakan otak, dan kesulitan belajar.
Dan Thomas adalah aktivis Aliansi Gavi, sebuah organisasi kemitraan swasta - umum berbasis di Jenewa, bekerja untuk meningkatkan kesehatan di negara-negara miskin.
Ia mengatakan meningitis telah melumpuhkan negara-negara itu dengan sangat tak terduga. “Penyakit itu muncul secara mendadak setiap tujuh sampai empat belas tahun, dan menyebabkan masalah besar. Seperti misalnya, dimulai oleh ketakutan terhadap penyakit ini, takut akan kematian dan penyakit yang diakibatkannya – membuat orang memutuskan untuk berhenti berkumpul. Ini berarti anak-anak tidak pergi ke sekolah atau orang dewasa tidak mau pergi ke tempat kerja,”papar Thomas.
Afrika memiliki "lingkaran meningitis" atau "meningitis belt" yang membentang dari Senegal di wilayah barat hingga Ethiopia di timur. Tahap pertama imunisasi meningitis dimulai di Burkina Faso pada tahun 2010. Sekitar 12 juta orang divaksinasi. Para pejabat kesehatan mengatakan sejak itu tidak ada kasus penyakit itu dilaporkan di sana.
Negara-negara yang ditargetkan dalam tahap ini - antara Oktober dan Desember - adalah Benin, Kamerun, Chad, Ghana, Nigeria, Senegal dan Sudan.
Thomas mengatakan vaksinasi ditargetkan pada meningitis yang disebabkan oleh virus dan akan diberikan kepada bayi, anak-anak dan orang dewasa.
“Ini adalah vaksin yang disebut MenAfriVac. Vaksin untuk melawan meningitis A, yang menyerang negara-negara itu pada masa-masa seperti ini sebelum musim hujan, dan mempengaruhi lebih dari 430 juta orang, yang beresiko terhadap penyakit dan kematian,” ujar Thomas.
Ia mengatakan harga vaksin itu hanya 50 cent setiap dosisnya.
“Salah satu ide kunci di balik itu adalah bahwa vaksin itu harus terjangkau. Terjangkau untuk GAVI sehingga kita meluncurkan vaksin itu ke lebih dari 400 juta orang, tetapi juga krusial bahwa negara-negara itu bisa membiayai pengadaan vaksin itu,” lanjut Thomas.
Kampanye vaksinasi itu adalah kemitraan yang melibatkan Aliansi GAVI, Organisasi Kesehatan Dunia, UNICEF, Institute Serum India dan Proyek Vaksin Meningitis.
Dan Thomas adalah aktivis Aliansi Gavi, sebuah organisasi kemitraan swasta - umum berbasis di Jenewa, bekerja untuk meningkatkan kesehatan di negara-negara miskin.
Ia mengatakan meningitis telah melumpuhkan negara-negara itu dengan sangat tak terduga. “Penyakit itu muncul secara mendadak setiap tujuh sampai empat belas tahun, dan menyebabkan masalah besar. Seperti misalnya, dimulai oleh ketakutan terhadap penyakit ini, takut akan kematian dan penyakit yang diakibatkannya – membuat orang memutuskan untuk berhenti berkumpul. Ini berarti anak-anak tidak pergi ke sekolah atau orang dewasa tidak mau pergi ke tempat kerja,”papar Thomas.
Afrika memiliki "lingkaran meningitis" atau "meningitis belt" yang membentang dari Senegal di wilayah barat hingga Ethiopia di timur. Tahap pertama imunisasi meningitis dimulai di Burkina Faso pada tahun 2010. Sekitar 12 juta orang divaksinasi. Para pejabat kesehatan mengatakan sejak itu tidak ada kasus penyakit itu dilaporkan di sana.
Negara-negara yang ditargetkan dalam tahap ini - antara Oktober dan Desember - adalah Benin, Kamerun, Chad, Ghana, Nigeria, Senegal dan Sudan.
Thomas mengatakan vaksinasi ditargetkan pada meningitis yang disebabkan oleh virus dan akan diberikan kepada bayi, anak-anak dan orang dewasa.
“Ini adalah vaksin yang disebut MenAfriVac. Vaksin untuk melawan meningitis A, yang menyerang negara-negara itu pada masa-masa seperti ini sebelum musim hujan, dan mempengaruhi lebih dari 430 juta orang, yang beresiko terhadap penyakit dan kematian,” ujar Thomas.
Ia mengatakan harga vaksin itu hanya 50 cent setiap dosisnya.
“Salah satu ide kunci di balik itu adalah bahwa vaksin itu harus terjangkau. Terjangkau untuk GAVI sehingga kita meluncurkan vaksin itu ke lebih dari 400 juta orang, tetapi juga krusial bahwa negara-negara itu bisa membiayai pengadaan vaksin itu,” lanjut Thomas.
Kampanye vaksinasi itu adalah kemitraan yang melibatkan Aliansi GAVI, Organisasi Kesehatan Dunia, UNICEF, Institute Serum India dan Proyek Vaksin Meningitis.