Sebuah kajian baru menunjukkan bahwa obat-obat anti-malaria yang dibagikan secara luas kepada anak-anak sehat di Afrika dapat secara signifikan mengurangi jumlah kasus baru.
Organisasi medis Doctors Without Borders mengatakan mereka secara berkala membagikan obat-obat anti-malaria kepada 175.000 anak di Mali dan Chad. Mereka mengatakan hasilnya adalah penurunan 67 persen kasus malaria sederhana di lokasi kajian di Mali, dan hingga 86 persen di Chad.
Doctors Without Borders mengatakan juga terdapat penurunan signifikan dalam jumlah kasus malaria berat.
Kajian ini diluncurkan bulan Juli dan akan berlanjut hingga bulan depan, masa transmisi tinggi malaria. Anak berusia tiga bulan hingga lima tahun diberikan dosis obat anti-malaria selama tiga hari per bulan.
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan 650.000 orang meninggal akibat malaria setiap tahun. WHO mengatakan 90 persen kasus terjadi di sub-sahara Afrika, umumnya di kalangan anak-anak.
Organisasi medis Doctors Without Borders mengatakan mereka secara berkala membagikan obat-obat anti-malaria kepada 175.000 anak di Mali dan Chad. Mereka mengatakan hasilnya adalah penurunan 67 persen kasus malaria sederhana di lokasi kajian di Mali, dan hingga 86 persen di Chad.
Doctors Without Borders mengatakan juga terdapat penurunan signifikan dalam jumlah kasus malaria berat.
Kajian ini diluncurkan bulan Juli dan akan berlanjut hingga bulan depan, masa transmisi tinggi malaria. Anak berusia tiga bulan hingga lima tahun diberikan dosis obat anti-malaria selama tiga hari per bulan.
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan 650.000 orang meninggal akibat malaria setiap tahun. WHO mengatakan 90 persen kasus terjadi di sub-sahara Afrika, umumnya di kalangan anak-anak.