Indeks Perdamaian Global: Terorisme di Seluruh Dunia Capai Tingkat Tertinggi

Laporan Freedom House 2017 bertajuk "Populists and Autocrats: The Dual Threat to Global Democracy," 31 Januari 2017. (Foto: dok).

Terorisme di seluruh dunia sedang mencapai tingkat tertinggi, dan kekerasan menimbulkan kerugian global 14,3 triliun dolar tahun lalu, 2,5 triliun dolar di antaranya di Amerika Serikat saja.

Data baru dari Indeks Perdamaian Global terbaru itu, yang berisi laporan mengenai konflik dan keamanan, mengindikasikan bahwa perdamaian dunia telah memburuk pada dekade lalu, terutama akibat terorisme dan konflik di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Penelitian itu menyebutkan kemerosotan tersebut mengganggu berbagai kemajuan jangka panjang yang dicapai dunia sejak berakhirnya Perang Dunia II.

Menurut laporan itu, jumlah insiden terorisme tahunan telah meningkat hampir tiga kali lipat sejak 2011.

Kematian akibat terorisme naik lebih dari 900 persen sejak 2007 di 35 negara anggota Organisasi bagi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. Di antara semua negara itu, 23 negara menghadapi kematian terkait terorisme pada tahun lalu. Di antara negara-negara itu adalah Denmark, Swedia, Perancis dan Turki.

Posisi Amerika Serikat turun 11 tingkat pada peringkat yang disusun dalam penelitian itu, merosot ke tempat terendah di antara negara-negara maju. Para pakar menyatakan Amerika telah mengalami peningkatan konflik internal yang signifikan akibat polarisasi politik. Selain itu, tingkat pembunuhan naik di beberapa kota besar Amerika. Angka-angka mengenai dampak terorisme itu juga dipengaruhi oleh beberapa serangan, di antaranya penembakan di sebuah kelab malam di Orlando, Florida, yang menewaskan 49 orang.

Dampak ekonomi dari kekerasan di Amerika Serikat setara dengan 2,5 triliun dolar, atau 9 persen dari Produk Nasional Bruto-nya.

Sementara itu, di antara seluruh negara yang diperingkat, Suriah adalah negara yang paling tidak damai, baik karena konflik internal maupun karena terorisme.

Di Timur Tengah, korban tewas dalam pertempuran akibat konflik di sana mencapai tingkat tertinggi dalam 25 tahun ini, dan jumlah pengungsi maupun orang-orang yang telantar mencapai yang tertinggi dalam 60 tahun. [uh/lt]