India Ingin Rangkul Negara-negara Pasifik, PM Modi akan Kunjungi Papua Nugini

  • Anjana Parischa

Seorang petugas keamanan berdiri di samping spanduk yang menampilkan Perdana Menteri Papua Nugini (kiri) dan Perdana Menteri India Narendra Modi di ibu kota Port Moresby, Papua Nugini, 18 Mei 2023.

PM India Narendra Modi akan bertolak menuju Papua Nugini akhir pekan ini dalam kunjungan yang dimaksudkan untuk mendukung upaya pendekatan India ke negara-negara di Kepulauan Pasifik, dengan tujuan melawan jejak China yang kian besar di Pasifik.

Kunjungan pertama seorang perdana menteri India ke negara terbesar di Kepulauan Pasifik ini berlangsung sementara permusuhan New Delhi dengan Beijing telah mendorong India untuk bekerja sama lebih erat dengan negara-negara seperti AS, Jepang, dan Australia di kawasan Indo-Pasifik.

Modi akan singgah di ibu kota Papua Nugini, Port Moresby, pada persinggahan kedua dari lawatan ke tiga negara. Ia terlebih dulu akan menghadiri KTT G-7 d Jepang dan kemudian ke Australia.

Pada 22 Mei, Modi dan PM Papua Nugini James Marape akan menjadi tuan rumah KTT ketiga Forum Kerja Sama India-Kepulauan Pasifik, suatu kelompok beranggotakan India dan 14 negara Kepulauan Pasifik.

BACA JUGA: Biden Batalkan Lawatan ke PNG dan Australia karena Pembicaraan Plafon Utang AS


Pertemuan puncak itu, yang diselenggarakan delapan tahun setelah India menjadi tuan rumah KTT terakhir pada 2015, dapat memberi momentum segar bagi upaya New Delhi untuk membangun kehadirannya di negara-negara Kepulauan Pasifik. India memulai mendekati negara-negara itu pada tahun 2014, tetapi upaya selanjutnya berjalan lambat.

“Tempat-tempat itu sangat strategis jika Anda ingin membuat pangkalan angkatan laut atau pelabuhan atau landasan udara yang baik, dan mereka juga memiliki sumber daya alam laut yang luas,” kata purnawirawan kepala staf angkatan laut Arun Prakash kepada VOA, Selasa. “Kekhawatiran utama bagi negara-negara Barat dan India adalah kekosongan di beberapa ini dan China cenderung memasuki kekosongan itu dan mengisinya.”

Empat belas negara yang akan berpartisipasi dalam pertemuan puncak di Port Moresby itu berkisar dari kepulauan besar seperti Fiji, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon hingga kepulauan yang lebih kecil seperti Tonga dan Tuvalu. Negara-negara lainnya adalah Kiribati, Samoa, Vanuatu, Niue, Mikronesia, Kepulauan Marshall, Kepulauan Cook, Palau dan Nauru.

PM India Narendra Modi ingin merangkul negara-negara Pasifik dengan kunjungan ke Papua Nugini (foto: dok).

Keberadaan Papua Nugini sendiri sangatlah penting. Pulau berpenduduk 9,5 juta orang itu adalah negara terbesar di Kepulauan Pasifik dan salah satu dari hanya beberapa negara yang memiliki ikatan dan hubungan dagang yang sudah terjalin lama dengan India. Papua Nugini juga memiliki populasi warga India, berjumlah sekitar 3.000 orang.

Modi dan Marape akan bertemu hari Senin, dan kedua belah pihak akan menandatangani perjanjian yang mencakup kerja sama dalam usaha mikro dan usaha kecil hingga menengah, serta kesepakatan antara lembaga penyiaran mereka dan kerja sama timbal balik dalam penerbitan Visa on Arrival (Visa Kunjungan Saat Kedatangan).

“Salah satu tantangan besar yang dihadapi Papua Nugini adalah perubahan dan adaptasi iklim. India memegang peranan penting dalam kedua aspek ini, di mana India menawarkan kemitraan yang terjangkau di bidang-bidang seperti energi surya,” ujar Swati Prabhu, seorang anggota peneliti muda di Center for New Economic Diplomacy di New Delhi, kepada VOA.

Papua Nugini juga akan mengalihkan fokus perekonomiannya dari ekspor bahan baku seperti gas alam dan mineral menjadi produk jadi.

Negara itu juga sedang didekati oleh AS dan negara-negara sekutunya, di tengah kekhawatiran terhadap pengaruh ekonomi dan militer Cina yang semakin besar di wilayah itu. Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi Papua Nugini pada 2018.

Presiden AS Joe Biden awalnya berencana akan mengunjungi Papua Nugini pada 22 Mei, tetapi dia membatalkan kunjungannya untuk berfokus pada perundingan mengenai isu plafon utang di Washington D.C.

BACA JUGA: AS Latihan Bersama Penanggulangan Bencana dengan Australia dan Indonesia

China telah memulai terobosan di negara-negara Kepulauan Pasifik melalui Belt and Road Initiative (Jalur Sutera dan Maritim). Tahun lalu Bejing menandatangani perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon dan memenangkan kontrak untuk mengembangkan kembali pelabuhan di Honiara, ibu kota kepulauan tersebut, pada bulan Maret.

Para pengamat mengatakan bahwa India berharap agar dapat bermitra dengan negara-negara di Kepulauan Pasifik melalui rencana pengembangan di bidang-bidang seperti energi ramah lingkungan, teknologi, dan proyek pengembangan masyarakat, misalnya pemasangan tenaga listrik dan pasokan alat-alat pertanian.

Rencana pengembangan energi ramah lingkungan yang terjangkau sangatlah penting di kawasan Kepulauan Pasifik, di mana para pemimpinnya menyatakan bahwa perubahan iklim menjadi ancaman keamanan terbesar bagi mereka, di tengah hantaman badai yang semakin memburuk dan naiknya permukaan laut.

Beberapa pihak mengamati pendekatan India terhadap negara-negara Kepulauan Pasifik sebagai bagian dari ambisinya agar dapat dipandang sebagai salah satu negara berkekuatan global.

Namun, para pengamat juga mengatakan bahwa meskipun upaya India untuk membangun pengaruh di negara-negara Kepulauan Pasifik menunjukkan sebuah awal yang ambisius, India memiliki keterbatasan karena tidak dapat menandingi sumber daya yang dimiliki Cina, dan New Delhi juga harus tetap berfokus pada negara-negara tentangganya di Asia Selatan dan Samudera Hindia.

“Jika Anda menyebut diri Anda sebagai negara kuat di Indo-Pasifik dan juga anggota negara-negara Quad (Amerika Serikat, Australia, India, dan Jepang), Anda juga harus melakukan pendekatan ke kawasan Pasifik. Namun, kemampuan kami untuk bisa menjangkau kawasan Pasifik ini masih menjadi tanda tanya. Kami tidak memiliki dana yang besar dan angkatan laut kami tergolong kecil,” ujar Prakash. “Namun, dengan kerjasama Jepang, Australia, dan Amerika Serikat kami mungkin bisa memberikan bantuan,” lanjutnya. [uh/lt/br]