Angkatan Udara India, Kamis (10/9), mulai mengoperasikan lima jet tempur barunya di tengah-tengah ketegangan yang meningkat dengan China menyangkut sengketa perbatasan.
Jet-jet tempur buatan Perancis diberi nama Rafale ini direncanakan akan menjadi bagian dari peningkatan kekuatan militer India di kawasan Ladakh, menyusul insiden bentrokan antara pasukan India dan pasukan China pada 15 Juni lalu yang menewaskan 20 tentara India.
Pada sebuah upacara peresmian penggunaan jet tempur itu di sebuah pangkalan udara di wilayah utara India, Menteri Pertahanan Rajnath Singh mengatakan, pengoperasian pesawat-pesawat tempur itu sangat signifikan mengingat situasi keamanan di perbatasan-perbatasan India. Selain dengan China, India juga terlibat sengketa perbatasan dengan Pakistan di Kashmir.
Kelima jet tempur Rafale ini merupakan bagian dari kesepakatan bernilai $ 8,78 miliar yang ditandatangani dengan Perancis pada 2016 dalam usaha India memodernisasi militernya. India membeli 36 pesawat jenis ini dan semuanya akan diserahkan ke India menjelang 2022. Lima di antaranya diterima India pada Juli lalu.
Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly, yang menghadiri acara itu, mengatakan, Rafale telah membuktikan kemampuannya dalam menangani pasukan-pasukan pemberontak di Mali dan Suriah. Kemampuan tempur pesawat itu, kata Parly, akan memberi keunggulan bagi India di kawasan tersebut dalam melindungi diri.
Singh mengatakan, India kini memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik dan Samudera India. [ab/uh]