Indonesia tengah kesulitan menstabilkan neraca keuangan eksternalnya, akibat tingkat impor yang tinggi dan lemahnya reformasi struktural, yang menekan rupiah.
JAKARTA —
Pemerintah Indonesia berencana memberlakukan pajak barang mewah yang lebih tinggi untuk barang-barang ritel impor, dalam upaya untuk mengurangi konsumsi domestik, menurut seorang pejabat di Kementerian Keuangan, Kamis (5/12).
Indonesia tengah kesulitan menstabilkan neraca keuangan eksternalnya, akibat tingkat impor yang tinggi dan lemahnya reformasi struktural, yang menekan mata uang rupiah lebih dalam.
“Untuk pajak barang mewah, ada barang-barang lain yang menjadi subyek harmonisasi, yaitu barang konsumsi,” ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di sela-sela konferensi Thomson Reuters.
Pemerintah pada Agustus mengumumkan paket fiskal yang termasuk kenaikan pajak barang mewah untuk mobil impor, untuk mengurangi tingkat impor.
Kenaikan tersebut akan signifikan, ujar Bambang, namun tidak memberikan perincian lebih jauh.
“Sepertinya baju dan tas,” tambahnya, ketika ditanya barang mewah apalagi yang akan terkena pajak baru tersebut.
Sejak Juni, Bank Indonesia telah menaikkan tingkat suku bunga dengan total 175 basis poin untuk menghambat kreditor berekspansi terlalu agresif.
Meski ada intervensi tersebut, rupiah tetap jatuh di atas 12.000 per dolar Amerika dalam perdagangan Kamis.
Kementerian Keuangan diperkirakan akan mengumumkan detil yang lebih rinci mengenai pajak impor baru itu tak lama lagi, termasuk kenaikan pajak untuk beberapa makanan dan barang lain. (Reuters)
Indonesia tengah kesulitan menstabilkan neraca keuangan eksternalnya, akibat tingkat impor yang tinggi dan lemahnya reformasi struktural, yang menekan mata uang rupiah lebih dalam.
“Untuk pajak barang mewah, ada barang-barang lain yang menjadi subyek harmonisasi, yaitu barang konsumsi,” ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di sela-sela konferensi Thomson Reuters.
Pemerintah pada Agustus mengumumkan paket fiskal yang termasuk kenaikan pajak barang mewah untuk mobil impor, untuk mengurangi tingkat impor.
Kenaikan tersebut akan signifikan, ujar Bambang, namun tidak memberikan perincian lebih jauh.
“Sepertinya baju dan tas,” tambahnya, ketika ditanya barang mewah apalagi yang akan terkena pajak baru tersebut.
Sejak Juni, Bank Indonesia telah menaikkan tingkat suku bunga dengan total 175 basis poin untuk menghambat kreditor berekspansi terlalu agresif.
Meski ada intervensi tersebut, rupiah tetap jatuh di atas 12.000 per dolar Amerika dalam perdagangan Kamis.
Kementerian Keuangan diperkirakan akan mengumumkan detil yang lebih rinci mengenai pajak impor baru itu tak lama lagi, termasuk kenaikan pajak untuk beberapa makanan dan barang lain. (Reuters)