Gempa 8,6 skala Richter hari Rabu (11/4) terjadi sekitar 430 kilometer di sebelah barat daya Banda Aceh pada kedalaman 22 kilometer.
Pejabat-pejabat Indonesia telah mencabut peringatan tsunami di kawasan Samudera Hindia, beberapa jam setelah gempa berkekuatan 8,6 pada skala Richter menghantam kawasan lepas pantai di propinsi Aceh.
Gempa yang terjadi sekitar 430 kilometer di sebelah barat daya Banda Aceh pada kedalaman 22 kilometer.
Belum ada korban jiwa dilaporkan, tetapi gempa itu telah membuat warga Aceh memenuhi jalan-jalan raya. Gempa susulan berkekuatan 8,2 skala Richter dilaporkan oleh Survei Geologi Amerika (USGS) sekitar dua jam setelah gempa pertama.
Warga Aceh yang dihubungi VOA melalui telefon mengatakan, meskipun peringatan tsunami telah dicabut namun belum semua warga berani kembali ke rumah, terutama mereka yang tinggal di dekat pantai.
Warga juga mengaku mendapat peringatan dari kepala daerah setempat untuk waspada hingga beberapa jam mendatang.
Para pakar mengatakan gerakan gempa itu horizontal dan bukan vertikal, sehingga membuat berkurangnya resiko pemindahan air laut dalam jumlah besar yang diperlukan untuk memicu tsunami.
Pada tahun 2004, gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter menghantam kawasan sama di sekitar Pulau Sumatera, memicu tsunami dari Samudera India yang menewaskan sekitar 230 ribu orang – separuh di antaranya adalah warga Aceh.
Gempa yang terjadi sekitar 430 kilometer di sebelah barat daya Banda Aceh pada kedalaman 22 kilometer.
Belum ada korban jiwa dilaporkan, tetapi gempa itu telah membuat warga Aceh memenuhi jalan-jalan raya. Gempa susulan berkekuatan 8,2 skala Richter dilaporkan oleh Survei Geologi Amerika (USGS) sekitar dua jam setelah gempa pertama.
Warga Aceh yang dihubungi VOA melalui telefon mengatakan, meskipun peringatan tsunami telah dicabut namun belum semua warga berani kembali ke rumah, terutama mereka yang tinggal di dekat pantai.
Warga juga mengaku mendapat peringatan dari kepala daerah setempat untuk waspada hingga beberapa jam mendatang.
Para pakar mengatakan gerakan gempa itu horizontal dan bukan vertikal, sehingga membuat berkurangnya resiko pemindahan air laut dalam jumlah besar yang diperlukan untuk memicu tsunami.
Pada tahun 2004, gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter menghantam kawasan sama di sekitar Pulau Sumatera, memicu tsunami dari Samudera India yang menewaskan sekitar 230 ribu orang – separuh di antaranya adalah warga Aceh.