Indonesia berharap Irak dapat mengekspor minyak mereka ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.
Beberapa waktu lalu Indonesia dan Irak menandatangani kerjasama energi dan sumber daya mineral dalam upaya memenuhi kebutuhan minyak di Indonesia, dan Irak berjanji akan terus meningkatkan produksi minyak mereka.
Menurut pengamat minyak dan gas dari Pusat kajian Strategis Untuk Kepentingan Nasional, Dirgo Purbo, langkah pemerintah mendekati Irak sebagai mitra untuk mengatasi minyak dalam negeri adalah tepat.
Dirgo berpendapat, Irak memiliki minyak berlimpah dan mampu mengatasi kekurangan minyak di Indonesia, yang masih mengimpor minyak dan tetap kekurangan.
“Sekarang kita impor sekitar 1,6 juta barel per hari, minyak mentahnya sekitar 600 ribu barel, sisanya 1 juta itu dalam bentuk beberapa produk BBM. Untuk minyak mentah, tentunya Indonesia mengharapkan mendapatkan satu alokasi eskpor dari Irak secara jangka panjang dengan volume sangat besar,” ujar Dirgo.
“Lantas apakah suasana kondusif? Itu juga menjadi satu pertanyaan besar. Apakah situasi dalam negeri Irak stabil? Ini belum bisa terjawab secara eksplisit,” tambahnya.
Dirgo menilai kerjasama energi dan sumber daya mineral antara Indonesia dan Irak juga sangat menguntungkan kedua negara dan pemerintah Indonesia harus memanfaatkannya dengan maksimal.
“Irak kaya minyak tetapi miskin infrastruktur dan cadangan devisa. Mereka memerlukan mitra yang memberikan keuntungan kedua belah pihak. Kita memiliki hardware-nya, seperti engineering, pembangunan infrastruktur, nanti dari sana memberikan alokasi minyak. Sulit sekarang mendapatkan alokasi ekspor dari negara-negara produsen,” katanya.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, mengaku pemerintah Indonesia memang berharap Irak mampu membantu memenuhi kebutuhan minyak di Indonesia.
“Bagi Indonesia ini penting sekali karena kalau kita bisa ikut 10 persen saja di ladang-ladang besarnya, yang menghasilkan 1,8 juta barel sampai 2,5 juta barel per hari setiap lading, akan besar efeknya bagi Indonesia,” ujar Jero.
Indonesia berharap Irak mampu mengekspor minyak mentah ke Indonesia sebesar 300 ribu barel per hari karena cadangan minyak di Indonesia terus berkurang. Menurut catatan pemerintah saat ini cadangan minyak Indonesia sekitar 4 miliar barel atau berada di peringkat 27 di dunia. Dikhawatirkan jika tidak ada penemuan sumber minyak baru, dalam 20 tahun kedepan Indonesia akan mengimpor seluruh kebutuhan minyak dalam negeri.
Sebelumnya, Indonesia mapu memproduksi minyak sekitar 1,5 juta barrel per hari namun sejak tahun lalu hanya mampu memproduksi 900 ribu barel per hari.
Pemerintah menegaskan hingga tahun 2017 Indonesia butuh tiga kilang minyak baru yang akan dibangun di beberapa wilayah di Indonesia dan diperkirakan mebutuhkan anggaran sekitar Rp 90 triliun agar Indonesia mampu memproduksi minyak sekitar 1,2 juta barel per hari.
Menurut pengamat minyak dan gas dari Pusat kajian Strategis Untuk Kepentingan Nasional, Dirgo Purbo, langkah pemerintah mendekati Irak sebagai mitra untuk mengatasi minyak dalam negeri adalah tepat.
Dirgo berpendapat, Irak memiliki minyak berlimpah dan mampu mengatasi kekurangan minyak di Indonesia, yang masih mengimpor minyak dan tetap kekurangan.
“Sekarang kita impor sekitar 1,6 juta barel per hari, minyak mentahnya sekitar 600 ribu barel, sisanya 1 juta itu dalam bentuk beberapa produk BBM. Untuk minyak mentah, tentunya Indonesia mengharapkan mendapatkan satu alokasi eskpor dari Irak secara jangka panjang dengan volume sangat besar,” ujar Dirgo.
“Lantas apakah suasana kondusif? Itu juga menjadi satu pertanyaan besar. Apakah situasi dalam negeri Irak stabil? Ini belum bisa terjawab secara eksplisit,” tambahnya.
Dirgo menilai kerjasama energi dan sumber daya mineral antara Indonesia dan Irak juga sangat menguntungkan kedua negara dan pemerintah Indonesia harus memanfaatkannya dengan maksimal.
“Irak kaya minyak tetapi miskin infrastruktur dan cadangan devisa. Mereka memerlukan mitra yang memberikan keuntungan kedua belah pihak. Kita memiliki hardware-nya, seperti engineering, pembangunan infrastruktur, nanti dari sana memberikan alokasi minyak. Sulit sekarang mendapatkan alokasi ekspor dari negara-negara produsen,” katanya.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, mengaku pemerintah Indonesia memang berharap Irak mampu membantu memenuhi kebutuhan minyak di Indonesia.
“Bagi Indonesia ini penting sekali karena kalau kita bisa ikut 10 persen saja di ladang-ladang besarnya, yang menghasilkan 1,8 juta barel sampai 2,5 juta barel per hari setiap lading, akan besar efeknya bagi Indonesia,” ujar Jero.
Indonesia berharap Irak mampu mengekspor minyak mentah ke Indonesia sebesar 300 ribu barel per hari karena cadangan minyak di Indonesia terus berkurang. Menurut catatan pemerintah saat ini cadangan minyak Indonesia sekitar 4 miliar barel atau berada di peringkat 27 di dunia. Dikhawatirkan jika tidak ada penemuan sumber minyak baru, dalam 20 tahun kedepan Indonesia akan mengimpor seluruh kebutuhan minyak dalam negeri.
Sebelumnya, Indonesia mapu memproduksi minyak sekitar 1,5 juta barrel per hari namun sejak tahun lalu hanya mampu memproduksi 900 ribu barel per hari.
Pemerintah menegaskan hingga tahun 2017 Indonesia butuh tiga kilang minyak baru yang akan dibangun di beberapa wilayah di Indonesia dan diperkirakan mebutuhkan anggaran sekitar Rp 90 triliun agar Indonesia mampu memproduksi minyak sekitar 1,2 juta barel per hari.