Indonesia Harus Antisipasi Serangan ISIS

  • Fathiyah Wardah

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (Foto: dok).

Aparat penegak hukum diminta untuk tidak menyepelekan serangan yang terjadi di Paris beberapa waktu lalu karena pengeboman tersebut dapat dijadikan aspirasi oleh kelompok ISIS lainnya yang berada di negara lain termasuk Indonesia.

Serangan teror di Paris yang menewaskan 132 orang, Jumat lalu memicu kekhawatiran mengenai serangan serupa terjadi di negara lain termasuk Indonesia. Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim sebagai pelaku serangan tersebut.

Pengamat Terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al Chaidar kepada VOA, Selasa (17/11) mengatakan serangan teror yang terjadi di Paris dapat memberikan inspirasi bagi kelompok teroris yang ada di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Aparat keamanan menurutnya harus mewaspadai dan mengambil langkah serius mengenai hal ini. Menurut Al Chaidar, saat ini jumlah simpatisan ISIS di Indonesia sangat banyak bahkan ada 611 warga negara Indonesia yang berlatih di Suriah dan beberapa sudah pulang dan itu sangat berbahaya.

Dia menilai selama ini tingkat penjagaan keamanan yang dilakukan aparat keamanan Indonesia masih sangat lemah dan jumlah aparat keamanan yang ada juga sedikit.

Al Chaidar mengungkapkan ada delapan kota yang berpotensi besar jadi lokasi serangan ISIS yaitu Jakarta, Surabaya, Lombok, Balikpapan, Medan, Tanggerang, Depok dan Bekasi. Daerah-daerah tersebut lanjutnya merupakan basis radikalisme.

"Surabaya di situ ada kelompok-kelompok MIT (Mujahidin Indonesia Timur), Kedua Lombok karena kelompok-kelompok MIT berasal dari Lombok dan kelompok tersebut telah menyatakan baiat dan telah berkomunikasi dengan khilafah ISIS AL-Bagdadi. Kemudian juga di Jakarta. Kemudian di Balikpapan karena dulu orang yang mendeklarasikan pendukung ISIS yang pertama juga di Balikpapan. Kemudian Medan, untuk Sumatera, orang ke Suriah melalui daerah ini. Kemudian Tangerang, Depok dan Bekasi karena menyimpan potensi yang cukup banyak dari pendukung atau simpatisan ISIS," kata Al Chaidar.

Bukan hanya di Indonesia, bom yang terjadi di Paris ini menurut Al Chaidar juga akan memberikan inspirasi bagi kelompok ISIS yang ada di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Filipina Selatan dan Thailand.Sementara Singpura, Malaysia dan Brunei Darussalam akan lebih terjaga.

Di ketiga negara itu tambahnya memang banyak simpatisan ISIS dan ada yang telah pergi juga ke Suriah tetapi di negara-negara itu sudah menerapkan aturan yang ketat terhadap kelompok radikal ini sehingga gerak gerik mereka tidak bisa sebebas di Indonesia, Thailand dan Filipina.

Al- Chaidar juga menyayangkan langkah pemerintah yang terkesan membiarkan gerakan-gerakan keagamaan atau kelompok intoleran tumbuh subur di Indonesia, padahal menurutnya itu bibit awal untuk menjadi radikal.

Lebih lanjut Al Chaidar menyatakan pemerintah harus mengambil langkah yang serius terhadap gerakan-gerakan keagamaan yang radikal.

"Dengan munculnya bom Paris ini, saya kira Indonesia harus berfikir ulang untuk menghasilkan produk-produk hukum yang lebih serius, membuat daftar organisasi terlarang yang terdiri dari organisasi teroris dan organisasi intoleran. Kemudian harus memberlakukan bahwa organisasi terlarang harus ditegakan peraturan bahwa mereka tidak boleh eksis di Indonesia, pengurusnya harus dipantau atau diproses hukum," lanjutnya.

Sementara itu Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan akan melakukan peningkatan keamanan di objek-objek vital seperti kedutaan. Peningkatan ini dilakukan untuk mengantisipasi teror pasca terjadinya ledakan di Perancis beberapa waktu lalu.

"Melakukan langkah-langkah peningkatan keamanan termasuk juga peningkatan pada upaya deteksi dini. Pengamanan terhadap kantor-kantor kedutaan yang yang memiliki resiko yang cukup tinggi kemudian juga tempat-tempat fasilitas umum dan juga tempat-tempat hiburan termasuk pusat perbelanjaan," kata Kapolri Jendral Badrodin Haiti.