Pemerintah Indonesia hari Minggu (28/2) mengatakan "sangat prihatin" dengan meningkatnya kekerasan di Myanmar dan menyerukan aparat keamanan untuk menahan diri. Berbagai laporan menyebutkan, sedikitnya 18 orang tewas ketika polisi menindak keras para demonstran pada Minggu (28/2).
"Indonesia menyerukan agar aparat keamanan tidak menggunakan kekerasan dan menahan diri guna menghindari lebih banyak korban jatuh serta mencegah situasi tidak semakin memburuk," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.
Polisi melepaskan tembakan terhadap para pengunjuk rasa Minggu (28/2). Itu merupakan hari paling berdarah dalam aksi protes berminggu-minggu yang bertujuan menolak kudeta militer 1 Februari.
BACA JUGA: Dewan HAM PBB: 18 Tewas dalam Kerusuhan di MyanmarIndonesia memimpin ASEAN dalam upayanya untuk mengatasi gejolak politik yang pecah di Myanmar, setelah militer merebut kekuasaan serta menahan pemimpin Aung San Suu Kyi dan beberapa tokoh lain.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Rabu (24/2) mengatakan telah mengadakan perundingan intensif, baik dengan militer Myanmar dan perwakilan pemerintah yang terguling. [vm/jm]
BACA JUGA: Tak Benar Indonesia Isyaratkan Akui Pemerintahan Junta di Myanmar