Pembatasan aktivitas beribadah di Masjid Al Aqsa oleh aparat keamanan Israel pasca aksi kekerasan pekan lalu dengan menempatkan pendeteksi logam di pintu masuk utama, telah menuai kecaman dari berbagai negara dan organisasi internasional, termasuk Indonesia.
Kepada VOA, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah mengirim surat kepada Sekjen OKI agar bersikap tegas terhadap Israel, dan sekaligus menyerukan Israel agar segera mengembalikan ketenangan dan keamanan di Masjid Al Aqsa.
"Kita telah meminta dan mengirim surat kepada Sekjen OKI Yusuf Al-Utsaimin untuk mengambil langkah. Termasuk meminta agar negara-negara Islam bersatu dan terus memberikan tekanan kepada Israel agar tidak mengubah status quo dari Masjidil Aqsa. Dan tidak menghalangi umat Islam dalam beribadah," paparnya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, lanjut Arrmanatha, juga telah menghubungi Menteri Luar Negeri Jordania Nasser Judeh untuk membahas mengenai situasi terkini di Masjid Al-Aqsa.
"Sejak kita mengetahui kejadian ini, bu Menlu langsung berhubungan dengan Menlu Jordan. Ha ini mengingat, Yordania punya peran penting dalam menjaga komplek masjid tersebut. Bu menteri juga berbicara dengan Menlu Yordania soal posisi dan pandangan serta kecaman kita atas kejadian ini. Indonesia juga meminta umat Islam di Yerusalem Timur agar terus bersatu. Serta meminta semua pihak berkontribusi dalam menjaga keamanan di Yerusalem Timur," tambahnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Dalam kesempatan itu pemerintah Indonesia juga mengecam penembakan terhadap Imam Masjid Al Aqsa Sheikh Ikrima Sabri pekan lalu. Menurut Arrmanatha, penembakan itu terjadi setelah aparat keamanan Israel gagal membubarkan demonstrasi para jemaah di sekitar Masjid Al Aqsa. Para demonstran marah karena penutupan akses masuk ke dalam mesjid dan pembatasan jumlah jemaah yang diijinkan.
"Kita juga mengecam penembakan terhadap Imam Masjid Al Aqsa Sheikh Ikrima Sabri oleh aparat Israel," ujar Arrmanatha.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan bahwa kawasan itu akan tetap ditutup hingga membaiknya situasi keamanan.
Pada Sabtu (15/7) akses terbatas diterapkan di Gerbang Damaskus, pintu masuk utama yang digunakan oleh warga Palestina ke Kota Tua Jerusalem. Hanya penduduk dengan identifikasi diizinkan untuk lewat.
Aksi kekerasan kerap terjadi di kawasan yang oleh warga Muslim disebut sebagai Haram Al-Sharif dan oleh warga Yahudi dikenal sebagai Bukit Kuil. Kawasan ini mencakup Masjid Al Aqsa dan Dome of the Rock atau Kubah Shakhrah. Kawasan ini tidak saja menjadi salah satu tempat paling suci bagi umat Islam, tetapi juga bagi umat Yahudi. Indonesia sebelumnya telah mengingatkan Israel untuk tidak mengubah status quo kompleks tersebut agar tetap menjadi tempat ibadah yang bisa diakses semua umat. [aw/em]