Pemerintah menargetkan investasi US$40 miliar pada 2013 karena banyak investor yang ingin memanfaatkan konsumsi kelas menengah.
JAKARTA —
Pemerintah menargetkan investasi total sekitar US$40 miliar pada 2013, naik sekitar 25 persen dari tahun ini, karena banyak perusahaan ingin memanfaatkan lonjakan permintaan konsumen, ujar kepala badan investasi pada Selasa (27/11).
Investasi langsung asing sepertinya mencakup lebih dari tiga perempat investasi total, atau lebih dari $31 miliar pada 2013, karena Indonesia berharap menarik perusahaan-perusahaan yang akan menciptakan dampak luas bagi perusahaan lain.
“Fokusnya adalah pada perusahaan-perusahaan yang membawa rantai suplai, seperti Toyota,” ujar kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri pada wawancara dengan kantor berita Reuters.
Perusahaan otomotif seperti Toyota Motor Corp dari Jepang dan BMW dari Jerman menanamkan miliaran dolar untuk produksinya di Indonesia, dimana penjualan mobil tumuh 24 persen pada Oktober.
Investasi beralih dari sektor sumber daya, yang telah diguncang kebijakan baru dan ketidakpastian hukum tahun ini, ke produk konsumen, akibat prediksi jumlah “kelas konsumen” yang akan mencapai 135 juta, ujar Chatib.
L'Oreal, Nestle dan Procter & Gamble merupakan salah satu dari perusahaan-perusahaan konsumen yang berinvestasi di Indonesia.
Chatib menolak memberikan nama perusahaan-perusahaan potensial tersebut, namun menyorot elektronik serta makanan dan minuman sebagai sektor yang kelihatannya mendapat investasi.
Indonesia telah mendatangkan $17,4 miliar untuk investasi langsung asing pada kuartal ketiga tahun ini, membantu menutupi ekspor yang lemah dan menyeimbangkan pembayaran untuk membuat pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen.
Prediksi yang lebih tinggi untuk 2013 menyiratkan keyakinan bahwa Indonesia akan tetap menjadi tempat favorit untuk investor di tengah ekonomi global yang masih morat-marit, dan kekhawatiran akan infrastruktur, konflik dengan buruh dan risiko peraturan. (Reuters)
Investasi langsung asing sepertinya mencakup lebih dari tiga perempat investasi total, atau lebih dari $31 miliar pada 2013, karena Indonesia berharap menarik perusahaan-perusahaan yang akan menciptakan dampak luas bagi perusahaan lain.
“Fokusnya adalah pada perusahaan-perusahaan yang membawa rantai suplai, seperti Toyota,” ujar kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri pada wawancara dengan kantor berita Reuters.
Perusahaan otomotif seperti Toyota Motor Corp dari Jepang dan BMW dari Jerman menanamkan miliaran dolar untuk produksinya di Indonesia, dimana penjualan mobil tumuh 24 persen pada Oktober.
Investasi beralih dari sektor sumber daya, yang telah diguncang kebijakan baru dan ketidakpastian hukum tahun ini, ke produk konsumen, akibat prediksi jumlah “kelas konsumen” yang akan mencapai 135 juta, ujar Chatib.
L'Oreal, Nestle dan Procter & Gamble merupakan salah satu dari perusahaan-perusahaan konsumen yang berinvestasi di Indonesia.
Chatib menolak memberikan nama perusahaan-perusahaan potensial tersebut, namun menyorot elektronik serta makanan dan minuman sebagai sektor yang kelihatannya mendapat investasi.
Indonesia telah mendatangkan $17,4 miliar untuk investasi langsung asing pada kuartal ketiga tahun ini, membantu menutupi ekspor yang lemah dan menyeimbangkan pembayaran untuk membuat pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen.
Prediksi yang lebih tinggi untuk 2013 menyiratkan keyakinan bahwa Indonesia akan tetap menjadi tempat favorit untuk investor di tengah ekonomi global yang masih morat-marit, dan kekhawatiran akan infrastruktur, konflik dengan buruh dan risiko peraturan. (Reuters)