Industri batubara AS berjuang hidup menyusul ledakan pertumbuhan gas alam dan kebijakan pemerintah yang berpihak pada energi terbarukan.
BEALLSVILLE, OHIO —
Leon Lieser telah menjadi penambang batubara selama 49 tahun, pekerjaan yang dicintainya meski membuat tulang pinggul dan lututnya cedera sehingga harus dioperasi.
“Ini jalan hidup saya. Kehidupan yang membanggakan,” ujar Lieser, 66.
Kehidupan seperti itu mungkin akan berakhir, seperti yang ditakutkan Robert Murray, eksekutif kepala Murray Energy Corp tempat Lieser bekerja. Ia khawatir industri batubara akan musnah karena Presiden Barack Obama selalu mempromosikan tenaga angin dan matahari seraya menurunkan emisi dari pembangkit listrik bertenaga batubara.
“Tidak ada lagi pembangkit listrik tenaga batubara yang dibangun. Tuan Obamalah sebabnya. Saya kira [industri batubara] akan dihapuskan pada 2035,” ujar Murray, 73.
Namun penurunan industri batubara sendiri didorong oleh pasar bebas. Produksi gas alam AS naik 16 persen dari November 2008 sampai November 2012, menciptakan pasokan energi murah yang membuat listrik yang dibangkitkan gas lebih kompetitif dibandingkan yang dibangkitkan batubara.
Meski kota-kota seperti Pittsburgh telah pulih dari penurunan industri batubara dan baja, daerah-daerah pedesaan seperti Ohio Valley masih tertinggal. Empat atau lima tambang beroperasi di wilayah tersebut yang suatu kali memiliki 25 tambang.
Kebanggaan akan tambang batubara mengemuka di Ohio Valley, terutama sejak Obama menekankan pentingnya tenaga angin dan matahari dalam pidato inaugurasinya pada 21 Januari. Para penambang memasang tanda “Pecat Obama” dan “Stop Perang Obama Dengan Batubara” di depan rumah atau pada helm mereka.
Obama dan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS (EPA) melihat pembangkit listrik tenaga batubara sebagai sumber berbahaya gas buang.
Bagi Lieser dan Murray, batubara membawa lapangan pekerjaan dan kekayaan ke Ohio Valley, dan mereka khawatir Washington akan membuat mereka kehilangan usaha. Murray melobi Kongres untuk menghentikan rancangan undang-undang, diantaranya yang mengusulkan pengaturan lebih ketat dari tingkat debu yang diperbolehkan di pertambangan dan aturan EPA untuk mengurangi emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
Sebuah survei dari kantor berita Reuters menemukan bahwa 100 pembangkit listrik tenaga batubara telah ditutup sejak 2010, dan 150 lagi telah mengumumkan rencana untuk tutup sebelum dekade ini berakhir.
Batubara menggerakkan 50 persen listrik di Amerika Serikat sejak 2005, dan angka tersebut turun menjadi 38 persen pada 2012, menurut kantor informasi energi. Gas alam, yang menimbulkan lebih sedikit pencemaran dan menjadi lebih melimpah sejak adanya ledakan pengeboran gas pada beberapa tahun terakhir, tumbuh dari 19 persen menjadi 30 persen pada periode yang sama.
Penambangan batubara masih berbahaya. Ada 48 korban tewas pada 2010, 21 pada 2011 dan 19 tahun lalu.
"Ada orang-orang yang menyukai bahaya dalam hidupnya, dan penambangan batubara memang berbahaya. Ini bukan pekerjaan untuk mereka yang lemah dan penakut,” ujar Lieser. (Reuters/Daniel Trotta)
“Ini jalan hidup saya. Kehidupan yang membanggakan,” ujar Lieser, 66.
Kehidupan seperti itu mungkin akan berakhir, seperti yang ditakutkan Robert Murray, eksekutif kepala Murray Energy Corp tempat Lieser bekerja. Ia khawatir industri batubara akan musnah karena Presiden Barack Obama selalu mempromosikan tenaga angin dan matahari seraya menurunkan emisi dari pembangkit listrik bertenaga batubara.
“Tidak ada lagi pembangkit listrik tenaga batubara yang dibangun. Tuan Obamalah sebabnya. Saya kira [industri batubara] akan dihapuskan pada 2035,” ujar Murray, 73.
Namun penurunan industri batubara sendiri didorong oleh pasar bebas. Produksi gas alam AS naik 16 persen dari November 2008 sampai November 2012, menciptakan pasokan energi murah yang membuat listrik yang dibangkitkan gas lebih kompetitif dibandingkan yang dibangkitkan batubara.
Meski kota-kota seperti Pittsburgh telah pulih dari penurunan industri batubara dan baja, daerah-daerah pedesaan seperti Ohio Valley masih tertinggal. Empat atau lima tambang beroperasi di wilayah tersebut yang suatu kali memiliki 25 tambang.
Kebanggaan akan tambang batubara mengemuka di Ohio Valley, terutama sejak Obama menekankan pentingnya tenaga angin dan matahari dalam pidato inaugurasinya pada 21 Januari. Para penambang memasang tanda “Pecat Obama” dan “Stop Perang Obama Dengan Batubara” di depan rumah atau pada helm mereka.
Obama dan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS (EPA) melihat pembangkit listrik tenaga batubara sebagai sumber berbahaya gas buang.
Bagi Lieser dan Murray, batubara membawa lapangan pekerjaan dan kekayaan ke Ohio Valley, dan mereka khawatir Washington akan membuat mereka kehilangan usaha. Murray melobi Kongres untuk menghentikan rancangan undang-undang, diantaranya yang mengusulkan pengaturan lebih ketat dari tingkat debu yang diperbolehkan di pertambangan dan aturan EPA untuk mengurangi emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
Sebuah survei dari kantor berita Reuters menemukan bahwa 100 pembangkit listrik tenaga batubara telah ditutup sejak 2010, dan 150 lagi telah mengumumkan rencana untuk tutup sebelum dekade ini berakhir.
Batubara menggerakkan 50 persen listrik di Amerika Serikat sejak 2005, dan angka tersebut turun menjadi 38 persen pada 2012, menurut kantor informasi energi. Gas alam, yang menimbulkan lebih sedikit pencemaran dan menjadi lebih melimpah sejak adanya ledakan pengeboran gas pada beberapa tahun terakhir, tumbuh dari 19 persen menjadi 30 persen pada periode yang sama.
Penambangan batubara masih berbahaya. Ada 48 korban tewas pada 2010, 21 pada 2011 dan 19 tahun lalu.
"Ada orang-orang yang menyukai bahaya dalam hidupnya, dan penambangan batubara memang berbahaya. Ini bukan pekerjaan untuk mereka yang lemah dan penakut,” ujar Lieser. (Reuters/Daniel Trotta)