Industri Pariwisata Thailand Waspadai Penyebaran Virus Corona

Dua wisatawan mengenakan masker saat mengunjungi Istana Raja di Bangkok, Thailand hari Senin (27/1).

Thailand telah mengumumkan kasus ke-10 virus corona sementara otoritas pemerintah mengatakan wabah ini masih terkendali. Sementara itu, maskapai penerbangan Asia seperti China Eastern Airline masih membawa pulang penumpang ke pusat wabah di Wuhan, meskipun ada larangan penerbangan keluar dari pusat wabah.

Tahun lalu, industri pariwisata Thailand menyambut hampir 11 juta pengunjung China, meningkatkan ekonomi yang lesu di negara itu. Tetapi tanda-tanda kesiagaan tampak jelas di wajah beberapa pekerja pariwisata yang khawatir dengan penyebaran virus corona.

Fadilah Che-Useng, resepsionis perjalanan Pantai Ao Nang, mengatakan, “Beberapa orang asing melihat masker penutup mulut dan takut mendekat karena mereka mengira saya sakit tetapi sekarang mereka mengerti situasinya. Saya memakai masker untuk melindungi diri saya bukan karena saya sakit. Saat ini ketika saya melihat pelanggan China saya baik-baik saja dan saya tidak menolaknya karena saya menyediakan layanan."

Meskipun ada tindakan keras terhadap orang-orang yang meninggalkan Wuhan dan kota-kota tetangganya di China, beberapa maskapai masih menerbangkan penumpang pulang pada hari Senin untuk melihat keluarga mereka.

Zhang Long adalah pemandu wisata Wuhan.

"Saat ini saya akan tinggal di rumah saja karena situasi di luar sana masih kritis, jadi saya sangat khawatir dengan masalah ini begitu juga keluarga saya," ujarnya.

BACA JUGA: Korban Tewas Akibat Virus Corona Lampaui 100 Orang

Meskipun ada peningkatan jumlah dugaan kasus dan berita bahwa virus bisa mengendap hingga 14 hari, pejabat pemerintah tetap yakin krisis ini masih terkendali.

Wittaya Watthana Reongkovit, Direktur Kesehatan Masyarakat Krabi mengatakan, "Saat ini kita berada di tingkat dua dari lima tingkat bahaya. Jika ada peningkatan penyebaran virus antar manusia di Thailand, kami akan meningkatkan tingkat bahaya itu. ”

Namun, banyak pemandu wisata yang mengalami dampak keuangan akibat krisis SARS 2003 mengatakan keselamatan harus diutamakan dibandingkan keuntungan.

Sunad Srimad, pemandu wisata Thailand mengatakan,“Pemilik perusahaan wisata harus memahami situasi ini. Jika kita hanya mengkhawatirkan pendapatan negara atau bisnis atau bahkan diri saya sendiri, ini bukanlah hal yang tepat karena hal-hal buruk akan terjadi". (my/jm)