Inggris mengutuk serangan rudal Iran hari Rabu (8/1) terhadap dua pangkalan militer yang digunakan oleh pasukan Amerika dan koalisi Barat di Irak, dan menyerukan pada Iran untuk tidak mengulangi apa yang disebutnya sebagai “serangan ceroboh dan berbahaya” itu.
Sekutu-sekutu Amerika di Eropa telah menyerukan deeskalasi di semua lini, tetapi belum jelas apakah serangan rudal itu menandai berakhirnya pembalasan Iran atas pembunuhan panglima pasukan elit Jendral Qassem Soleimani.
NATO telah menghentikan misi pelatihan di Irak dan sejumlah sekutu telah menarik mundur pasukan mereka dari negara itu seiring meningkatnya kekhawatiran akan eskalasi kekerasan di kawasan itu.
BACA JUGA: 5 Hal Konflik AS-Iran: ‘Tak Ada Korban Tewas’ Hingga Trump Ajak Damai IranBeberapa jam setelah serangan rudal Iran, Inggris mengatakan seluruh personelnya di Irak yang berjumlah 400 orang aman. Militer Inggris juga telah memposisikan beberapa helikopternya dalam kondisi siaga.
Serangan Iran adalah pembalasan terhadap pembunuhan panglima pasukan elit Jendral Qassem Soleimani oleh militer Amerika hari Jumat (3/1) dengan menggunakan pesawat nirawak, di bandara internasional Baghdad, Irak.
Berbicara sebelum serangan rudal Iran itu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan Amerika berhak membela diri.
“Iran telah meningkatkan kegiatan destabilisasi di kawasan, baik dengan menarget para pembangkang di Eropa, atau membajak kapal-kapal komersial. Apakah perilaku agresif ini kita biarkan saja?,” tukasnya.
Ketika ratusan ribu warga Iran dalam beberapa hari terakhir ini berduka dengan kematian Soleimani, Inggris, Perancis dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan kepada semua pihak untuk “sepenuhnya menahan diri.”
Kini Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sedang menghadapi ujian kebijakan luar negeri pertamanya yang besar. Richard Dannatt adalah mantan Kepala Staf Umum Militer Kerajaan Inggris, dan dia mengatakan, “Berusaha menjembatani antara kebijakan AS yang konfrontatif dan mempertahankan ketiga negara Eropa, Perancis, Jerman, dan kita sendiri, terlibat dalam penerusan kebijakan pendekatan. Itu merupakan usaha penyeimbangan yang sulit.”
Eropa berharap perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dapat diselamatkan, meskipun Iran telah mengumumkan bahwa mulai saat ini mereka tidak lagi akan mematuhi semua pembatasan yang disepakati dalam perjanjian itu.
NATO telah menghentikan misi pelatihan di Irak, sebagian upaya pasukan koalisi Barat untuk mengalahkan kelompok ISIS.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang tertarik dengan konflik baru.”
Rusia dan China sama-sama mengutuk pembunuhan Soleimani. Presiden Rusia Vladimir Putin akan melangsungkan pertemuan dengan mitranya, Presiden Suriah Bashar Al Assad, di Damaskus, yang juga merupakan sekutu utama Iran.
Di Timur Tengah, demonstrasi anti-Amerika telah meluas dari Iran dan Irak, ke Turki, wilayah Palestina dan Lebanon. Demonstrasi juga terjadi di Pakistan dan India.
Sementara itu musuh utama Iran sejak lama, Israel, memuji apa yang disebutnya sebagai tindakan Amerika yang tegas dan cepat.
Sebagian besar sekutu Amerika berharap tanggapan Iran itu akan menyudahi konfrontasi antara Washington dan Teheran, dan perang baru di Timur Tengah bisa dicegah. (em/jm)