Inggris Pertimbangkan Veto Embargo Senjata atas Suriah

Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan negaranya akan mempertimbangkan veto perpanjangan embargo senjata atas Suriah (12/3).

Perdana Menteri David Cameron mengeluarkan pernyataan bahwa negaranya akan mempertimbangkan veto embargo senjata atas Suriah, Selasa (12/3).
Inggris diperkirakan akan mempertimbangkan veto perpanjangan embargo senjata Uni Eropa atas Suriah apabila keadaan tidak membaik disana. Demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri David Cameron hari Selasa (12/3).

Uni Eropa memberlakukan embargo terhadap pengiriman senjata ke Suriah, walaupun bulan lalu Inggris membujuk Uni Eropa agar memperlunak embargo itu dan mengizinkan negara anggota menyediakan bantuan non-senjata, seperti kendaraan lapis baja kepada pemberontak yang bertempur melawan rejim Presiden Bashar Assad.

Inggris dan Perancis telah menandakan dukungan mereka pada pencabutan embargo lebih jauh untuk mengizinkan senjata masuk ke Suriah. Embargo Uni Eropa yang berlaku sekarang akan habis masa berlakunya bulan Mei.

Negara-negara Barat telah memikirkan kembali sikap mereka mengenai bantuan kepada pemberontak sementara dukungan pada Assad sedang menurun.

Amerika Serikat, dalam perubahan kebijakan yang besar, mengumumkan tanggal 28 Februari bahwa Amerika akan menyediakan bantuan non-senjata seperti pangan dan obat-obatan langsung kepada pemberontak yang bertempur untuk menggulingkan Assad.

Tetapi, seorang panglima militer Amerika, Jenderal Korps Marinir, James Mattis, memperingatkan pekan lalu bahwa keadaan terlalu rumit di Suriah sekarang bagi Amerika untuk menyediakan bantuan senjata kepada pasukan opposisi. Di Uni Eropa, beberapa diplomat juga menentang perubahan embargo itu, dan lebih menghendaki solusi politik.