Dalam perjalanan menuju pertemuan itu hari Senin, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan ia mendukung solusi politik bagi krisis di Suriah.
“Kita perlu menghentikan pembunuhan ini, kita perlu menghentikan kekerasan yang terjadi di Suriah dan mencari cara dimana pihak oposisi itu benar-benar bisa melangkah ke depan untuk mencapai solusi politik,” ujar Ashton.
Ashton mengulangi imbauan agar Presiden Suriah Bashar al-Assad mundur, dengan menyatakan dampak dampak mengenaskan atas kebijakan-kebijakan Assad jelas bisa dilihat oleh semua pihak.
Namun, Uni Eropa terpecah mengenai kemungkinan mempersenjatai pemberontak Suriah, dan utusan khusus internasional Lakhdar Brahimi menghimbau lagi solusi politik untuk mengakhiri dua tahun pertumpahan darah yang telah menewaskan sekitar 70.000 orang.
Brahimi hari Senin menyebut solusi militer "tidak mungkin” setelah bertemu dengan ke-27 menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa di Brussels. Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, tidak setuju dengan pernyataan itu.
Para menteri itu terpecah tajam. Inggris dan Italia bergabung dengan Perancis untuk akhirnya mendukung bantuan militer bagi pihak oposisi, sementara Jerman, Swedia dan lain-lain melihat hal sebagai gerakan ke arah yang salah.
Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt memperingatkan bahwa solusi militer membawa risiko "kehancuran di kawasan itu."
“Kita perlu menghentikan pembunuhan ini, kita perlu menghentikan kekerasan yang terjadi di Suriah dan mencari cara dimana pihak oposisi itu benar-benar bisa melangkah ke depan untuk mencapai solusi politik,” ujar Ashton.
Ashton mengulangi imbauan agar Presiden Suriah Bashar al-Assad mundur, dengan menyatakan dampak dampak mengenaskan atas kebijakan-kebijakan Assad jelas bisa dilihat oleh semua pihak.
Namun, Uni Eropa terpecah mengenai kemungkinan mempersenjatai pemberontak Suriah, dan utusan khusus internasional Lakhdar Brahimi menghimbau lagi solusi politik untuk mengakhiri dua tahun pertumpahan darah yang telah menewaskan sekitar 70.000 orang.
Brahimi hari Senin menyebut solusi militer "tidak mungkin” setelah bertemu dengan ke-27 menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa di Brussels. Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, tidak setuju dengan pernyataan itu.
Para menteri itu terpecah tajam. Inggris dan Italia bergabung dengan Perancis untuk akhirnya mendukung bantuan militer bagi pihak oposisi, sementara Jerman, Swedia dan lain-lain melihat hal sebagai gerakan ke arah yang salah.
Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt memperingatkan bahwa solusi militer membawa risiko "kehancuran di kawasan itu."