Inggris akan melarang penjualan mobil-mobil baru berbahan bakar bensin dan solar mulai tahun 2030, satu dekade lebih awal dari komitmen sebelumnya, kata Perdana Menteri Boris Johnson hari Selasa (17/11).
Boris Johnson membuat janji itu sebagai bagian dari rencana sebuah "revolusi industri hijau" yang diklaim dapat menciptakan hingga 250.000 pekerjaan di bidang energi, transportasi dan teknologi.
Pemerintah Inggris menyatakan penjualan mobil dan van baru berbahan bakar bensin dan solar akan berakhir pada tahun 2030, meskipun sejumlah kendaraan hibrida dapat dijual hingga 2035.
BACA JUGA: Uni Eropa: Kesepakatan pasca-Brexit 'Sangat Terlambat'Para produsen mobil menyatakan keprihatinan mengenai target tersebut serta menyampaikan bahwa sasaran sebelumnya pada tahun 2040 pun sudah ambisius.
Rencana hijau pemerintah Inggris itu juga mencakup beberapa investasi dalam energi hidrogen dan teknologi penangkapan karbon, juga ambisi untuk menghasilkan tenaga angin yang cukup untuk pasokan energi setiap rumah di Inggris mulai tahun 2030. Beberapa pemerhati lingkungan kecewa dengan rencana tersebut yang mencakup pembangkit listrik tenaga nuklir generasi baru.
Percepatan rencana pada lingkungan itu merupakan bagian dari upaya Johnson untuk keluar dari guncangan pandemi virus corona dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang telah menimbulkan perpecahan, serta berupaya untuk menciptakan pekerjaan baru ke sejumlah kawasan bekas industri yang sedang berjuang di bagian utara dan tengah Inggris.
Johnson juga membuat komitmen bersama untuk memerangi perubahan iklim sebagai bagian dari pembicaraannya kepada Joe Biden ketika dia berusaha meyakinkan presiden terpilih AS itu bahwa dirinya bukanlah ‘kembaran’ Donald Trump, yang meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh pemanasan global.
Inggris akan menjadi tuan rumah konferensi iklim global COP26 tahun depan, setelah 12 bulan tertunda karena pandemi COVID-19. Inggris juga berjanji mengurangi emisi karbon negaranya menjadi nol selambatnya tahun 2050. [mg/lt]