Institut Nobel Norwegia, Jumat (8/9) menyatakan surat wasiat pemrakarsa Hadiah Nobel, Alfred Nobel, maupun Yayasan Nobel tidak mengatur tentang kemungkinan menarik kehormatan itu dari para pemenangnya.
Sebuah petisi di Internet yang ditandatangani oleh lebih dari 386 ribu orang di Change.org menyerukan agar Hadiah Nobel Perdamaian itu dilucuti dari Suu Kyi, sehubungan dengan persekusi terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.
Suu Kyi menerima penghargaan itu karena “perjuangannya yang tanpa kekerasan bagi demokrasi dan hak asasi” sambil melawan penguasa militer.
Suu Kyi menjadi pemimpin de facto negara itu setelah Myanmar mengadakan pemilu bebas pertama pada tahun 2012 dan ia memimpin partainya meraih kemenangan telak. [uh/lt]