Investigasi AP: Napi di AS Lakukan Pekerjaan Berbahaya Tanpa Perlindungan Dasar

  • Associated Press

Para narapidana berolahraga di halaman utama Penjara Negara Bagian California di Vacaville, California (foto: ilustrasi).

Narapidana di Amerika kerap melakukan pekerjaan paling berbahaya, yang berpotensi menimbulkan luka, cacat atau kematian. Ironisnya mereka tidak mendapat perlindungan dasar, termasuk asuransi kesehatan.

Investigasi besar-besaran yang dilakukan Associated Press terhadap pekerja penjara di Amerika mendapati bahwa tahanan yang luka-luka atau tewas saat bekerja seringkali tidak mendapak hak dan perlindungan yang diberikan kepada pekerja lain di negara ini.

Para tahanan ini ditugaskan melakukan pekerjaan yang berbahaya, kadang-kadang dengan hanya sedikit pelatihan, atau bahkan tanpa pelatihan sama sekali. Mereka ditugaskan memungut sampah di sepanjang jalan raya yang sibuk, memadamkan kebakaran hutan, atau mengoperasikan alat berat. Mereka bekerja di peternakan skala industri, pabrik pengolahan daging dan ayam yang terkait rantai pasokan beberapa perusahaan paling ikonik, seperti Target dan WalMart. Tetapi para narapidana yang melakukan pekerjaan ini – dan keluarga mereka – seringkali hanya mendapat sedikit bantuan atau bahkan tidak sama sekali ketika terjadi masalah.

Laporan mengenai bahaya kerja paksa di penjara ini adalah bagian dari penyelidikan Associated Press yang lebih luas terhadap industri bernilai miliaran dolar, yang seringkali beroperasi dengan sedikit atau bahkan tanpa pengawasan.

Catatan yang diperoleh Associated Press dari Departemen Pemasyarakatan Arizona menunjukkan sekitar 250 pekerja penjara di Hickman’s Family Farms yang mengalami cedera antara tahun 2018-2022. Sebagian besar merupakan kasus ringan, tetapi ada pula beberapa kasus serius seperti luka dalam dan ujung jari terpotong, hingga tangan yang patah. Peternakan ayam petelur itu adalah pelanggan terbesar Arizona Correctional Industries, yang dalam enam tahun terakhir menghasilkan pendapatan hampir US$35 juta.

Para narapidana ngobrol di tempat tidur susun mereka di Penjara Harris County di Houston, Texas (foto: ilustrasi).

Beberapa Narapidana Ungkapkan Kisah Pilu

Crystal Allen dan sekitar 140-an narapidana perempuan dikirim untuk bekerja di Hickman’s Family Farms. Mereka tidur bersama di sebuah gudang besar. Suatu hari, Allen menyadari bahwa pengumpan ayam yang beroperasi dengan sistem sabuk tidak bekerja sempurna, jadi dia mengganti pengaturannya agar menjadi manual. Allen menggunakan tangannya untuk merapikan pakan ke tempatnya. Namun tangan kirinya kini menjadi cacat.

Allen, yang dibebaskan dari penjara satu tahun lalu, mengajukan gugatan hukum sebelum undang-undang negara bagian yang baru berlaku. Allen mendapat kompenasi yang tidak diungkapkan jumlahnya. Dalam pengajuan gugatan hukum itu, Allen membantah melakukan kesalahan.

“Saat belanja di toko eceran dan membeli telur, sesekali pikirkanlah apa yang dilakukan orang lain supaya Anda dapat menghidangkan makanan di atas meja.”

BACA JUGA: Oklahoma Bersiap Lakukan Eksekusi dengan Suntik Mati

Lain lagiu dengan Blas Sanchez yang hampir menyelesaikan masa hukuman selama 20 tahun penjara di Arizona ketika dipekerjakan di Hickman’s. Saat ditugaskan di mesin yang mengaduk kotoran ayam menjadi kompos, kaki kanannya terseret ke dalam mesin berspiral besar, yang membuatnya diamputasi hingga di bawah lutut.

“Saya mendengar suara seperti ada sesuatu yang remuk.. Saya tidak merasakan apa-apa lagi, tapi dapat mendengar suara itu. Rasanya sakit sekali. Terutama perasaan mental ketika menyadari tidak lagi dapat melakukan apa-apa yang biasanya saya lakukan.”

UU Baru Halangi Napi Klaim Biaya Pengobatan

Pada tahun 2022, Wakil Presiden Operasi Hickman’s Family Farms, Billy Hickman, membantu membentuk LSM yang melobi suatu RUU, yang kemudian ditandatangani menjadi undang-undang. RUU ini juga menghalangi narapidana memasukkan biaya pengobatan mereka ke dalam gugatan hukum yang berpotensi membatasi pembayaran sebagai persetujuan penyelesaian.

Regina Bolding, seorang anggota Partai Demokrat yang juga mantan anggota DPRD negara bagian Arizona, menentang RUU itu. Bolding mengatakan “tidak peduli apakah Anda memposisikan diri sebagai pro-bisnis atau pro-pekerja, yang pasti ini soal etika.”

Saat tur sehari penuh ke operasi pengemasan telur dan perumahan perusahaan itu, dua bersaudara yang menjalankan bisnis keluarga itu menekankan kepada Associated Press bahwa keselamatan dan pelatihan adalah prioritas utama. Beberapa pekerja penjara saat ini, dan mantan narapidana memuji perusahaan itu. Land O’Lakes, Eggland’s Best dan Hickman’s adalah beberapa merek kemasan telur yang sudah dipasarkan dan dijual di seluruh toko eceran, mulai Safeway hingga Kroger.

Wakil Presiden Operasi Hickman’s Family Farms, Billy Hickman, mengatakan, “Kami terus bekerja dan melipatgandakan latihan keselamatan dan membagikan pedoman kepada semua orang. Seperti yang saya sampaikan setiap hari kepada para pekerja, ini bisnis keluarga, sehingga kami sangat serius ketika berurusan dengan isu keselamatan dan keamanan.”

Para narapidana di tahanan El Paso County, membantu memindahkan jenazah ke trailer berpendingin yang digunakan selama lonjakan kematian akibat pandemi COVID-19, di di El Paso, Texas, AS, 14 November 2020 (foto: dok).

Sebagian Napi Akui Tak Patuhi Pedoman Kerja

Mantan narapidana yang hingga sekarang masih bekerja di Hickman’s, Ramona Sullins mengatakan seringkali pekerja yang mengalami kecelakaan kerja tidak mengikuti pedoman yang diberikan.

“Mereka (para narapidana yang bekerja di Hickman’s) mungkin tidak melihat isu ini sebagai sesuatu yang serius, sebagaimana seharusnya.”

Undang-undang di beberapa negara bagian Amerika menyatakan dengan jelas bahwa narapidana tidak diklasifikasikan sebagai karyawan, baik mereka yang bekerja di lembaga pemasyarakatan, atau di bisnis swasta, lewat mekanisme kontrak penjara atau program pelepasan kerja. Hal ini membuat para narapidana tidak mendapat tunjangan kompensasi, atau dilindungi oleh standar keselamatan di tempat kerja pada tingkat negara bagian atau pemerintah federal. Mereka tidak dapat memprotes kondisi kerja yang buruk, tidak dapat mendirikan serikat bekerja atau melakukan pemogokan, dan akan menjadi lebih sulit bagi mereka untuk mengajukan gugatan hukum. Sebagian pekerja bahkan dapat dihukum karena menolak bekerja, termasuk dimasukkan ke sel isolasi. Banyak narapidana yang bekerja dengan upah satu penny – atau beberapa ratus rupiah – atau tidak dibayar sama sekali.

Sementara Kandy Fuelling mengalami cedera parah pada tahun 2015, ketika ditugaskan untuk bekerja di pabrik penggergajian kayu di Colorado. Gugatannya ditolak setelah pengadilan memutuskan bahwa ia tidak dapat menuntut entitas negara, sehingga ia tidak mendapatkan kompensasi apa pun.

Kandy Fuelling, yang mengatakan bahwa ia hanya menerima beberapa jam pelatihan di pabrik Pueblo, sedang menggunakan sabuk konveyor untuk membuat palet ketika sebuah papan macet. Ia sempat bertanya kepada tahanan lain apakah mesin itu dimatikan, tetapi diberitahu oleh manajernya untuk “bergegas” mengatasi isu itu. Fuelling merangkak ke bawah peralatan itu dan menarik sepotong kayu yang telah terpotong-potong. Tiba-tiba, mata pisau tersentak kembali dan berputar ke arah kepalanya, meninggalkan luka sepanjang 5 inci, yang menembus topi dan tengkoraknya.

Para napi di penjara California ikut dipekerjakan sebagai pemadam kebakaran untuk memadamkan kebakaran hutan di California (foto: dok).

Belum Jelas Berapa Napi Cedera atau Tewas Per Tahun

Hampir mustahil untuk mengetahui berapa banyak sesungguhnya pekerja penjara yang luka atau tewas setiap tahun. Temuan AP mendapati bahwa hal-hal itu terjadi karena UU privasi, dan juga karena pekerja penjara ini tidak pernah melaporkan kondisi yang membuatnya luka-luka. Mereka khawatir dengan aksi pembalasan, atau kehilangan hal-hal Istimewa – seperti melakukan kontak dengan keluarga.

Narapidana yang terluka saat bekerja dan memutuskan untuk mengajukan gugatan hukum dapat menghadapi kendala yang hampir tidak dapat diatasi, termasuk menemukan pengacara yang bersedia menangani kasus tersebut. Hal ini terutama terjadi setelah pengesahan UU Reformasi Litigasi Penjara Federal hampir tiga dekade yang lalu untuk membendung membanjirnya tuntutan hukum yang berpotensi membuat penjara-penjara kelebihan kapasitas.

BACA JUGA: Senat AS: Departemen Kehakiman Tak Sampaikan Laporan Kematian di Penjara Secara Tepat

Departemen Pemasyarakatan Colorado tidak memberikan komentar ketika ditanya tentang pelatihan narapidana dan perawatan medis bagi mereka yang terluka saat bekerja. Suatu celah dalam Amandemen ke-13 Konstitusi Amerika yang disahkan setelah Perang Saudara, menjadikan kerja paksa sebagai pekerjaan legal, dan menghapus perbudakan kecuali “sebagai hukuman atas suatu kejahatan.”

Sebagian kritikus percaya bahwa semua pekerjaan di penjara seharusnya dihapus. Tetapi mereka juga mengatakan pekerjaan itu harus dilakukan secara sukarela dan mereka sedianya dibayar secara adil dan diperlakukan secara manusiawi.

Pejabat pemasyarakatan dan pihak-pihak lain yang menjalankan program kerja di seluruh Amerika mengatakan mereka sangat menekankan pada pelatihan, dan menganggap cedera sebagai hal serius. Ada pula tahanan yang melihat pekerjaan sebagai “masa istirahat” dari kebosanan dan kekerasan di dalam fasilitas mereka. [em/lt]