Irak mengatakan memiliki bukti-bukti "meyakinkan" terkait ancaman terhadap sistem kereta bawah tanah di Amerika dan Paris.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi hari Kamis (25/9) mengatakan kepada wartawan di New York bahwa informasi itu diperoleh dari tahanan militan asing yang bertempur bagi kelompok Negara Islam di Irak.
Para pejabat Amerika mengatakan mereka tidak memiliki indikasi mengenai rencana seperti itu.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Caitlin Hayden, mengatakan Amerika Serikat "harus mempertimbangan informasi dari mitra Irak tersebut sebelum membuat keputusan lebih lanjut."
Amerika Serikat dan Prancis meluncurkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran Negara Islam di Irak, di mana kelompok militan itu merebut kekuasaan di sejumlah kawasan.