Irak Klaim telah Bunuh Tokoh Utama ISIS 

Pasukan Mobilisasi Populaer atau PMF memamerkan senjata-senjata yang disita dari para kombatan ISIS di Provinsi Salahuddin, Irak, 12 Januari 2023. (Foto: Hadi Mizban/AP Photo)

Irak menyatakan pada Selasa (22/10), bahwa pasukan mereka telah menewaskan sembilan komandan ISIS, termasuk tokoh utama militan di negara itu. Pentagon menambahkan bahwa dua tentara Amerika Serikat (AS) terluka dalam serangan tersebut.

Komando Operasi Gabungan Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pasukan kontraterorisme “menewaskan sembilan teroris, di antaranya yang disebut sebagai gubernur Irak” untuk ISIS, bernama Jassim al-Mazroui Abu Abdel Qader.

Lebih lanjut disebutkan, bahwa penyerbuan yang terjadi di Pegunungan Hamrin utara itu dilakukan “dengan dukungan teknis” dan intelijen dari koalisi anti-jihadis pimpinan AS, lalu mengatakan bahwa “sejumlah besar senjata” disita dalam operasi yang “masih berlangsung.”

Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder, mengatakan bahwa Komando Pusat AS dan pasukan Irak “melakukan penggerebekan bersama di Irak yang menargetkan beberapa pemimpin senior ISIS” dalam satu malam.

“Penggerebekan itu menewaskan sejumlah anggota ISIS,” katanya kepada para jurnalis.

“Kami memiliki laporan tentang dua anggota militer AS yang terluka,” kata Ryder, seraya menambahkan bahwa ”keduanya dalam kondisi stabil dan dirawat karena luka-luka.”

BACA JUGA: Koalisi Pimpinan AS Akhiri Operasi Kontraterorisme di Irak

ISIS menyerbu sebagian besar wilayah Irak dan negara tetangganya, Suriah, pada 2014, dan memproklamirkan “kekhalifahan.”

Kelompok ini dikalahkan di Irak pada 2017 oleh pasukan lokal yang didukung koalisi militer internasional, dan pada 2019 kehilangan wilayah terakhir yang mereka kuasai di Suriah oleh pasukan Kurdi yang didukung Amerika Serikat.

Namun, sisa-sisa kelompok ini masih aktif di Irak dan terus melancarkan serangan sporadis. Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani mengumumkan “pembunuhan gubernur Irak dan delapan pemimpin senior organisasi teroris Daesh,” dengan menggunakan istilah bahasa Arab untuk ISIS.

Sudani mengatakan bahwa operasi tersebut menargetkan persembunyian ISIS di Pegunungan Hamrin, dan bersumpah untuk “mengejar ... dan menghabisi” para jihadis di mana pun mereka berada di Irak.

BACA JUGA: Militer AS: Serangan Udara di Suriah Tewaskan 37 Militan terkait Kelompok Ekstremis

Pasukan keamanan Irak, yang didukung koalisi pimpinan AS, telah melakukan berbagai serangan terhadap lokasi yang dicurigai sebagai tempat persembunyian ISIS.

Militer AS mengumumkan pada Jumat (18/10) bahwa “serangan udara presisi” yang dilakukan pasukan Irak pada awal bulan ini telah menewaskan seorang pemimpin senior ISIS dan tiga militan lainnya.

Pada akhir Agustus, sebuah operasi gabungan oleh pasukan AS dan Irak menewaskan 15 anggota ISIS di gurun barat Irak.

Sebuah laporan dari para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diterbitkan pada Juli memperkirakan ada sekitar 1.500 hingga 3.000 militan yang tersisa di Irak dan Suriah.

Amerika Serikat memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan 900 tentara di Suriah sebagai bagian dari koalisi. Washington dan Baghdad bulan lalu mengumumkan, akan mengakhiri misi militernya yang telah berlangsung selama satu dekade di Irak dalam waktu satu tahun. [th/ns]