Iran membantah tuduhan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada Senin (21/10) bahwa negara tersebut mencampuri urusan dalam negeri Beirut terkait pernyataan dari juru bicara parlemen Teheran.
Media Prancis, Le Figaro, pada Kamis mengutip Mohammad Bagher Ghalibaf dari Iran yang menyatakan bahwa pemerintahnya siap merundingkan penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang dianggap sebagai prasyarat untuk gencatan senjata dalam perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah Lebanon, sekutu Iran.
Resolusi tersebut menyerukan agar tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB menjadi satu-satunya pasukan yang dikerahkan ke Lebanon selatan.
Dalam teguran yang jarang terjadi terhadap Teheran, Mikati menuduh Iran melakukan "campur tangan terang-terangan dalam urusan Lebanon dan berusaha membangun perwalian yang tidak dapat diterima atas negara itu."
BACA JUGA: Media Lebanon Sebut Israel Serang Grup Keuangan Terafiliasi Hizbullah"Iran tidak pernah berniat atau (mengambil) tindakan apa pun yang dapat diduga sebagai campur tangan dalam urusan internal Lebanon," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei dalam konferensi pers mingguan.
"Kami mengadakan diskusi dengan negara mana pun yang memiliki inisiatif dan usulan untuk mengakhiri kejahatan dan agresi terhadap Lebanon serta genosida di Gaza," kata Baghaei. Ia juga menambahkan bahwa telah terjadi "kesalahpahaman" terkait pernyataan Ghalibaf yang dilaporkan.
Dalam beberapa hari terakhir, Iran telah mengintensifkan upaya diplomatiknya, dengan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengunjungi beberapa negara di kawasan untuk mendorong gencatan senjata di Lebanon dan Gaza serta mencari cara untuk mengatasi konflik.
BACA JUGA: Iran: 'Tak Ada Landasan' Melakukan Perundingan Tak Langsung dengan Amerika Serikat"Kami senang bahwa kami dan semua negara di kawasan ini telah mencapai tingkat kedewasaan ini dan kami memiliki pendapat yang sama bahwa melindungi perdamaian di kawasan tersebut adalah tugas bersama kita," kata Baghaei tentang kunjungan baru-baru ini.
Iran bersiap menghadapi serangan balasan yang dijanjikan Israel setelah Teheran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober, sebagai respons atas terbunuhnya sejumlah pemimpin militan yang didukung Iran dan seorang komandan Garda Revolusi.
Baghei mengatakan bahwa negara-negara tetangga Iran "tidak akan membiarkan wilayah mereka digunakan untuk menyerang negara Islam di kawasan tersebut". [ah/rs]