Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Senin (5/4) mengemukakan bahwa Iran mengikuti dengan sangat serius pembicaraan nuklir hari Selasa (6/4) di Wina dan bersiap untuk menandatangani kesepakatan selanjutnya sekaligus membuka jalan bagi pencabutan semua sanksi.
Iran, empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB bersama Jerman akan bertemu di Wina pada hari Selasa bertujuan mencari cara untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang penting.
"Kami memutuskan untuk melanjutkan sejumlah pembicaraan dalam pertemuan komisi gabungan yang akan berlangsung besok," kata Saeed Khatibzadeh kepada para wartawan selama briefing terbuka di Teheran.
BACA JUGA: Iran Tolak Hentikan Pengayaan Uranium 20% Sebelum AS Cabut SanksiAmerika Serikat dan Iran, Jumat (2/4) menyampaikan bahwa mereka akan memulai negosiasi secara tidak langsung dengan beberapa perantara minggu depan agar kedua negara kembali mematuhi perjanjian yang membatasi program nuklir Iran, hampir tiga tahun setelah Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut.
Pengumuman itu menandai salah satu kemajuan pertama yang nyata untuk mengembalikan kedua negara ke dalam persetujuan tahun 2015, yang mengikat Iran dalam pembatasan program nuklir dengan imbalan keringanan atas sejumlah sanksi AS dan internasional.
Ketika Presiden Joe Biden mulai menjabat, dia mengatakan, bahwa kembali ke perjanjian itu dan membatasi program nuklir Iran di berdasarkan pengaturan internasional merupakan sebuah prioritas.
Akan tetapi Iran dan Amerika Serikat tidak sepakat dengan beberapa tuntutan Iran agar sanksi dicabut terlebih dahulu.
Khatibzadeh juga membenarkan bahwa Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun merencanakan kunjungannya ke Iran secepatnya tanpa memperinci tanggalnya. [mg/jm]