Korea Utara, Jumat (26/3), mengkonfirmasi telah menguji misil berpemandu baru, sementara PresidenAS Joe Biden memperingatkan akan adanya konsekuensi jika Pyongyang meningkatkan ketegangan di tengah perundingan nuklir yang macet.
Kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, mengatakan kedua proyektil taktis tipe baru itu secara akurat mengenai target di lepas pantai timur, Kamis (25/3). Foto-foto di situs surat kabar utama Korea Utara, Rodong Sinmun, menunjukkan sebuah misil melambung dari peluncurnya di tengah nyala api.
KCNA mengutip pejabat tinggi Ri Pyong Chol, yang mengawasi tes tersebut, yang mengatakan bahwa pengembangan senjata baru itu sangat penting dalam memperkokoh kekuatan militer negara itu dan mencegah semua macam ancaman militer yang ada di Semenanjung Korea.
Para pejabat Jepang mengatakan kedua senjata yang diuji pada Kamis (25/3) adalah misil balistik, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Menurut pejabat Korea Selatan, Korea Utara menembakkan dua misil lain pada hari Minggu, tetapi kemungkinan itu adalah misil jelajah, yang tidak dilarang.
Uji tembak misil itu merupakan provokasi besar pertama Korea Utara sejak Biden menjabat Januari lalu. Beberapa pakar mengatakan Korea Utara bertujuan memberikan tekanan pada pemerintahan Biden untuk meningkatkan pengaruhnya dalam pembicaraan-pembicaraan di masa depan.
“Kami sedang berkonsultasi dengan sekutu dan mitra kami,'' kata Biden pada konferensi pers, Kamis (25/3). “Dan akan ada tanggapan jika mereka memilih untuk melakukan eskalasi. Kami akan merespon sepantasnya. Namun, saya juga siap membuka diplomasi, dengan syarat, itu berlangsung setelah denuklirisasi.''
Amerika Serikat telah meminta pertemuan komisi Dewan Keamanan PBB yang memantau sanksi-sanksi terhadap Korea Utara, dan itu akan berlangsung Jumat (26/3) pagi secara tertutup. Komisi itu mencakup perwakilan dari seluruh 15 negara yang menjadi anggota di dewan itu.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang mengusahakan hubungan yang lebih baik dengan Korea Utara, mengeluarkan kritik yang langka terhadap Pyongyang, Jumat (26/3), terkait peluncuran misil tersebut.
“Saya tahu betul rakyat kami sangat khawatir tentang peluncuran misil Korea Utara kemarin,'' kata Moon pada sebuah upacara militer. “Sekarang saatnya Korea Selatan dan Korea Utara serta Amerika Serikat melakukan upaya untuk melanjutkan pembicaraan. Tindakan yang menghambat suasana dialog sama sekali tidak diinginkan.'' [ab/ka]