Iran, Rabu (31/8), menyerukan agar Turki menghentikan segera serangan militernya di Suriah utara. Negara itu mengatakan, keberadaan pasukan Turki yang berlanjut hanya akan meningkatkan konflik.
Turki melancarkan serangan pekan lalu yang menarget militan ISIS dan para pejuang Kurdi yang didukung AS yang menurut pemerintah Turki memiliki hubungan dengan kelompok pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Turki.
Bentrokan antara pasukan Turki dan pasukan Kurdi telah memperumit situasi di Suriah di mana pemerintah negara itu telah menerima dukungan dari Iran, Rusia dan kelompok militan Hezbollah yang berbasis di Lebanon, sementara AS dan negara-negara Barat lainnya mendukung para pejuang pemberontak.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi, menyebut langkah Turki itu sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah Suriah- persis seperti yang dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri Suriah pekan lalu. Ghasemi mengatakan, eskalasi itu hanya akan menewaskan lebih banyak orang tak bersalah di Suriah.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Ash Carter menyerukan agar Turki tetap terfokus dalam memerangi ISIS dan tidak melangsungkan pertempuran dengan pasukan Kurdi yang bersekutu dengan AS. Pasukan Kurdi, katanya, juga memerangi kelompok teroris itu di Suriah.
Menteri Urusan Uni Eropa Turki, Omer Celik, membantah adanya kesepakatan gencatan senjata dengan pasukan Kurdi. Selasa kemarin, Turki mengatakan kecaman AS terhadap operasi Turki di Suriah tidak bisa diterima. [ab/as]