Pengadilan Iran, Senin (20/7) menyatakan seorang mantan penerjemah, yang dituduh pemerintah menjadi mata-mata bagi dinas intelijen AS dan Israel serta membantu menemukan komandan Garda Revolusi Qassem Soleimani, telah dieksekusi. Soleimani tewas dalam serangan drone Amerika awal tahun ini.
Eksekusi terhadap Mahmoud Mousavi-Majd, yang ditangkap tahun 2018, berlangsung, sementara jutaan orang Iran menggunakan media sosial untuk memprotes hukuman mati terhadap tiga lelaki muda yang dituduh berpartisipasi dalam protes-protes antipemerintah November lalu.
Salah seorang pengacara mereka, Babak Paknia, Minggu (19/7) mengatakan eksekusi mereka telah ditangguhkan.
Pengacara itu menyebut ketiganya, yang berteman satu sama lain, adalah Amirhossein Moradi, pekerja ritel berusia 26 tahun, Said Tamjidi, supir Snapp (Uber di Iran) yang berusia 28 tahun, dan Mohammad Rajabi, pengangguran berusia 26 tahun.
BACA JUGA: Iran Tangguhkan Eksekusi 3 DemonstranMahkamah Agung Iran memutuskan untuk meninjau kembali kasus mereka, demikian dilaporkan TV pemerintah hari Minggu (19/7).
Para aktivis HAM menyatakan hukuman bagi ketiga orang itu bertujuan untuk menyurutkan protes-protes pada masa mendatang dan mengintimidasi calon partisipan protes. Tagar dalam bahasa Parsi yang artinya “Jangan Eksekusi” dicuit ulang jutaan kali pekan lalu.
Sementara itu, kantor berita pemerintah IRNA mengutip polisi Iran yang Senin mengatakan telah menangkap orang-orang yang berpartisipasi dalam protes pekan lalu di kota Behbahan, di bagian barat daya Iran, karena melakukan “pertemuan ilegal dan melanggar norma-norma.”
Jumlah mereka yang ditangkap dan identitas mereka tidak diungkapkan. [uh/ab]