Sehari setelah mengumumkan eksekusi terhadap seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah, media pemerintah Iran mengatakan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan pejabat pemerintah lainnya bertekad untuk terus menindak keras kerusuhan di negara itu meskipun ada kecaman luas dari Barat.
Pada hari Kamis (8/12), media pemerintah Iran melaporkan bahwa Mohsen Shekari yang berusia 23 tahun digantung pagi itu setelah dihukum karena memblokir jalan dan menyerang seorang anggota pasukan keamanan di Teheran.
BACA JUGA: Iran Lakukan Eksekusi Pertama Terkait Protes AminiPengadilan Iran telah mengeluarkan sekurangnya 10 hukuman mati bagi orang yang ditangkap terkait protes-protes tersebut, tetapi Shekari adalah orang pertama yang dieksekusi.
Inggris, Jumat (9/12) menanggapi tekad Iran itu dengan mengumumkan sanksi luas terhadap 30 orang di seluruh dunia. Jerman mengecam eksekusi tersebut dan memanggil duta besar Iran di Berlin. Para diplomat Eropa mengatakan Uni Eropa siap untuk merampungkan sanksi tambahan terhadap Iran ketika para menteri luar negeri bertemu di Brussel, Senin (12/12).
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Türk kepada wartawan di Jenewa, Jumat mengatakan bahwa eksekusi itu, "Sangat meresahkan dan jelas dirancang untuk mengirim pesan dampak mengerikan kepada para pengunjuk rasa lainnya."
BACA JUGA: Iran Bubarkan Kepolisian Moral pasca Gelombang ProtesPejabat Iran menolak kecaman Barat dengan menyebutnya kemunafikan, standar ganda dan ikut campur, dan berjanji untuk terus berurusan dengan pengunjuk rasa seperti yang sudah lakukan.
Kantor berita Iran, IRNA melaporkan bahwa Raisi, berbicara, Jumat di sebuah upacara untuk menghormati pasukan keamanan yang tewas selama protes. Ia mengatakan, "Identifikasi, pengadilan dan hukuman bagi para pelaku pembunuhan terhadap pasukan keamanan pasti akan dilakukan." [my/pp]