Iran dan enam negara berpengaruh dunia telah membuat kemajuan signifikan dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, tetapi isu-isu penting masih perlu diselesaikan, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran pada hari Senin (31/5).
Iran dan keenam negara itu telah berunding di Wina sejak April untuk menyusun langkah-langkah yang harus diambil Teheran dan Washington terkait sanksi dan aktivitas nuklir, untuk kembali ke kepatuhan penuh dengan perjanjian nuklir tersebut.
BACA JUGA: Iran dan Negara-negara Adidaya Mulai Putaran Kelima Perundingan Nuklir“Setiap putaran pembicaraan di Wina dapat menjadi putaran terakhir. Kita tidak boleh tergesa-gesa. Kami telah membuat kemajuan signifikan tetapi isu-isu penting masih ada,” kata Saeed Khatibzadeh dalam konferensi pers mingguan yang ditayangkan di televisi.
Setelah mantan presiden AS Donald Trump membatalkan kesepakatan itu tiga tahun silam dan kembali memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Iran, Teheran telah membangun kembali cadangan uranium berkadar rendahnya, memperkayanya hingga ke kadar kemurnian lebih tinggi dan memasang mesin sentrifugal canggih untuk mempercepat produksi.
Presiden Joe Biden telah menyatakan Washington akan kembali ke perjanjian itu apabila Teheran lebih dulu mulai mematuhi pembatasan ketat terkait pengayaan uranium, hal yang dipandang potensial untuk membuat bom atom.
BACA JUGA: Menlu Iran: Pencabutan Sanksi AS Adalah “Kewajiban Hukum dan Moral”“Semua sanksi harus dicabut dan kemudian ini harus diverifikasi oleh Iran, setelah itu kami akan membatalkan langkah-langkah nuklir kami,” kata Khatibzadeh.
Seorang diplomat regional, yang diberi pengarahan oleh para pejabat Barat terkait pembicaraan itu, mengatakan, “suatu kesepakatan yang akan mengklarifikasi kewajiban Teheran dan Washington untuk melangkah maju” akan diumumkan di Wina pada pekan ini. [uh/ab]