Iran memanggil seorang diplomat Perancis untuk menyampaikan protes resmi terhadap dukungan Perancis atas penerbitan karikatur Nabi Muhammad, kata media pemerintah Iran, Selasa (27/10).
TV pemerintah melaporkan, seorang pejabat Iran di Kementerian Luar Negeri negara itu mengatakan kepada diplomat Perancis itu bahwa tanggapan Paris terhadap kasus pemenggalan guru di Paris “tidak bijaksana''.
Pejabat Iran itu mengatakan sangat disesalkan bahwa Perancis membiarkan kebencian terhadap Islam terjadi dengan berkedok mendukung kebebasan berekspresi.
BACA JUGA: Macron Genjot Kampanye Anti-Ekstremisme Setelah Kasus Pemenggalan GuruNegara-negara mayoritas Muslim di dalam dan di luar Timur Tengah marah dengan pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron pekan lalu yang menolak untuk mengutuk publikasi atau penggambaran karikatur Nabi Muhammad. Seorang remaja pria berusia 18 tahun asal Chechnya memenggal seorang guru 16 Oktober lalu setelah guru itu mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.
Perancis menganggap karikatur keagamaan sebagai salah satu bentuk kebebasan berekspresi, sementara banyak Muslim menganggap penggambaran Nabi Muhammad sebagai pelanggaran berat.
Senin malam, sebuah asosiasi ulama berpengaruh di kota Qom, Iran, mendesak pemerintah untuk mengutuk Macron atas pernyataannya seraya menyerukan kepada negara-negara Islam untuk menjatuhkan sanksi politik dan ekonomi pada Perancis.
BACA JUGA: Turki Serukan Boikot Barang Perancis di Tengah Komentar MacronSurat kabar garis keras Iran Vatan-e Emrooz menggambarkan Macron sebagai iblis dan memanggilnya setan dalam sebuah kartun di halaman mukanya, Selasa.
Di Arab Saudi, kantor berita pemerintah Saudi Press Agency, mengeluarkan pernyataan yang mengutip seorang pejabat Kementerian Luar Negeri yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan dalam bahasa Arab bahwa kerajaan ”menolak setiap upaya untuk mengaitkan Islam dan terorisme, dan mengecam kartun yang menggambarkan nabi. '' Kantor berita itu tidak menyampaikan pernyataan tersebut dalam layanan berita bahasa Inggris atau Perancisnya.
BACA JUGA: PM Pakistan: Pemimpin Perancis Picu "Islamofobia"Menyusul kecaman terhadap Macron, toko-toko di Kuwait menarik yogurt dan botol air soda buatan Perancis dari rak-rak dagang mereka. Sementara itu, Universitas Qatar membatalkan pekan budaya Perancis, dan seruan untuk menjauh dari jaringan toko Carrefour milik Perancis menjadi tren di media sosial di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Berbagai protes berlangsung di Irak, Turki, dan Jalur Gaza. Parlemen Pakistan mengeluarkan resolusi yang mengutuk penerbitan kartun Nabi Muhammad. [ab/uh]