Panglima militer Iran, Jenderal Hassan Firouzabadi memperingatkan Turki bahwa penempatan misil Patriot NATO akan beresiko memicu konflik dengan Suriah.
Seorang panglima tinggi militer Iran memperingatkan Turki, hari Sabtu (15/12) bahwa penempatan sistem anti misil NATO di wilayahnya, dengan mengatakan tindakan semacam itu beresiko memicu konflik dengan Suriah.
Peringatan panglima militer Jenderal Hassan Firouzabadi itu disiarkan di televisi pemerintah, setelah Pentagon mengumumkan akan mengirim dua baterai misil Patriot dan 400 tentara ke Turki, sebagai bagian dari pasukan besar NATO untuk melindungi Turki dari kemungkinan serangan misil Suriah. Menurut Firouzabadi, penempatan misil Patriot itu ditujukan untuk melindungi Israel dari rudal-rudal Iran dan menghalang kemungkinan pertahanan militer Rusia terhadap Suriah.
Iran dan Rusia adalah dua sekutu utama Damaskus. Teheran telah memberi dukungan militer dan politik kepada Assad selama bertahun-tahun, dan terus memberikan dukungan kuat kepada rezim Assad sejak pemberontakan mulai bulan Maret tahun 2011.
Hari Kamis, seorang diplomat utama Rusia mengatakan, Presiden Suriah Bashar Assad mulai kehilangan kekuasaan di negerinya. Namun Kementerian Luar Negeri Rusia merilis pernyataan sebaliknya hari Jum'at, yang menyatakan bahwa diplomat Rusia untuk Suriah hanya menyampaikan opini kelompok oposisi Suriah daripada menyatakan pandangan Rusia.
Peringatan panglima militer Jenderal Hassan Firouzabadi itu disiarkan di televisi pemerintah, setelah Pentagon mengumumkan akan mengirim dua baterai misil Patriot dan 400 tentara ke Turki, sebagai bagian dari pasukan besar NATO untuk melindungi Turki dari kemungkinan serangan misil Suriah. Menurut Firouzabadi, penempatan misil Patriot itu ditujukan untuk melindungi Israel dari rudal-rudal Iran dan menghalang kemungkinan pertahanan militer Rusia terhadap Suriah.
Iran dan Rusia adalah dua sekutu utama Damaskus. Teheran telah memberi dukungan militer dan politik kepada Assad selama bertahun-tahun, dan terus memberikan dukungan kuat kepada rezim Assad sejak pemberontakan mulai bulan Maret tahun 2011.
Hari Kamis, seorang diplomat utama Rusia mengatakan, Presiden Suriah Bashar Assad mulai kehilangan kekuasaan di negerinya. Namun Kementerian Luar Negeri Rusia merilis pernyataan sebaliknya hari Jum'at, yang menyatakan bahwa diplomat Rusia untuk Suriah hanya menyampaikan opini kelompok oposisi Suriah daripada menyatakan pandangan Rusia.