Iran Sulit Ramalkan Harga Minyak Karena Ketidakpastian Permintaan

Kilang minyak Abadan di Iran barat daya, dilihat dari Shatt al-Arab, Al-Faw, selatan Basra, Irak, 21 September 2019. (REUTERS / Essam Al-Sudani)

Menteri Perminyakan Iran mengatakan, Senin (25/5), sulit meramalkan harga minyak mentah di tengah-tengah ketidakpastian prospek permintaan, kata radio pemerintah Iran.

"Tidak ada yang bisa meramalkan harga minyak mentah, dan sekarang ini permintaannya tidak jelas,” kata Bijan Zanganeh. Setelah sebelumnya merosot, harga minyak naik, Senin (25/5), seiring melonggarnya kebijakan lockdown yang diberlakukan banyak negara untuk memerangi wabah virus corona.

Pada perdagangan yang lesu, Senin (25/5), sewaktu pusat-pusat finansial di Singapura, London, dan New York tutup karena hari libur, Brent naik 11 persen menjadi 33,61 dolar per barel.

BACA JUGA: Kapal BBM Iran Menuju Pelabuhan Venezuela

“Tidak jelas kapan ekonomi dunia akan pulih dan permintaan kembali normal. Ekonomi-ekonomi terbesar di dunia mengalami pertumbuhan negatif, mengurangi permintaan mereka akan produk-produk bahan bakar, dan sebagai konsekuensinya juga minyak mentah,” kata Zanganeh.

Zanganeh juga mengatakan, Turki tidak menyambut tawaran Iran untuk memperbaiki saluran pipa gas alam di wilayah Turki, yang menyalurkan sekitar 10 miliar meter kubik gas ke Turki, setiap tahunnya. Saluran itu rusak akibat ledakan pada Maret dan menghentikan aliran gas alam Teheran ke Turki.

“Karena ledakan tersebut, ekspor gas kami ke negara tersebut terhenti. Meski hanya memerlukan waktu beberapa hari untuk memperbaikinya, pihak Turki belum memperbaikinya,” kata Zanganeh. (ab/uh)