Iran berharap masalah teknis yang menghambat umat Islam Iran untuk menunaikan ibadah umrah di Arab Saudi akan segera teratasi, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani pada Senin (8/1).
Iran awalnya pada Desember mengumumkan bahwa jemaah umrah pertama akan melakukan perjalanan pada tanggal 19 Desember menyusul kesepakatan antara Teheran dan Riyadh untuk mengizinkan ibadah haji berlangsung setelah jeda selama delapan tahun.
Namun, penerbangan ini dan penerbangan-penerbangan berikutnya dibatalkan karena Riyadh gagal memberikan “izin akhir yang diperlukan” untuk masuknya pesawat Iran ke bandara Arab Saudi kata Hessam Qorbanali, juru bicara Iran Air kepada TV pemerintah.
“Pihak berwenang terkait telah menginformasikan bahwa ini hanyalah masalah teknis dan tidak ada perselisihan politik, karena perjanjian bilateral mengenai ibadah umrah sudah terjalin dengan baik dan Arab Saudi berkomitmen untuk itu,” kata Kanaani dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Senin (8/1).
Arab Saudi tidak mengomentari masalah ini.
Kanaani menambahkan, Kepala Haji dan Umrah Iran berada di Arab Saudi bersama tim ahli untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Menurut kantor berita semi-resmi Tasnim, perwakilan Organisasi Penerbangan Sipil Iran juga berada di Arab Saudi untuk menangani masalah ini.
China memediasi perjanjian pada Maret di mana Iran dan Arab Saudi melanjutkan kembali hubungan diplomatik penuh yang terputus pada 2016 karena eksekusi seorang ulama Muslim Syiah yang dilakukan Riyadh dan penyerbuan Kedutaan Besar Saudi di Teheran.
Sejak 2016, jamaah Iran hanya dapat melakukan ibadah haji sesuai kuota yang ketat. [my/lt]